Sabtu, 22 November 2014

Makalah Adaptasi | BIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
      Dalam kehidupan kita tak pernah terlepas dari orang lain, yang mana kitamembutuhkan mereka sebagai pelengkap dalam hidup kita, akan tetapi sebelum kitamengenal siapa mereka dan bagaimana mereka kita harus bisa beradaptasi dengan merekatelebih dahulu. Individu merupakan organisme tunggal, tanpa bantuan dari orang lain kita tidak bisa hidup sempurna. Jika diperhatikan hewan-hewan yang ada di sekitar kita, kita akan melihat bahwa setiap hewan diciptakan Tuhan dengan unik. Baik mamalia besar seperti gajah, kerbau, kuda, hingga serangga kecil seperti lebah, kupu-kupu dan belalang diberi tuhan kemampuan dan bentuk tubuh yang paling sesuai dengan tempat dan cara hidupnyaAdaptasi merupakan bentuk penyuasaian yang dilakukan makhluk hidup agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya, terlebih lingkungan yang baru, bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada hewan dan juga tumbuhan, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka berada, demi mempertahankankelangsungan hidup atau dalam mempertahankan hidupnya.


      Salah satu penyebab kepunahan makhluk hidup adalah ketidakmampuan makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya, ketika memindahkan seekor ikan yang diambil dari habitat aslinya ke dalam kolam ikan buatan sendiri. Beberapa hari kemudian ikan yang dipelihara mati. Kematian ikan ini disebabkan ikan tersebut tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Maka jelaslah bahwa makhluk hidup yang tidak beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami kepunahan. Setiap jenis organisme mempunyai dan memerlukan lingkungan untuk hidup di tempat tertentu. Lingkungan atau tempat suatu makhluk hidup biasanya disebut dengan habitat.

       Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Bagi makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, ia dapat hidup lebih lama dan individu sejenisnya (populasi) cenderung bertambah banyak. Tetapi bagi makhluk hidup yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan akan punah. Ada bermacam-macamadaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasifisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


  1. Bagaimana konsep dasar teori adaptasi?
  2. Apa pengertian dari adaptasi?
  3. Jelaskan jenis- jenis adaptasi?
Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


  1. Untuk mengetahui konsep tentang adaptasi, baik adaptasi morfologi (hewan dantumbuhan), adaptasi fisiologi (hewan dan tumbuhan), danadaptasi tingkah laku(hewan dan tumbuhan).
  2. Untuk mengetahui pengertian adaptasi.
  3. Untuk mengetahui jenis- jenis adaptasi.

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Dasar Teori Adaptasi
       Konsep adaptasi datang dari dunia biologi, dimana ada 2 poin penting yaitu evolusi genetik, dimana berfokus pada umpan balik dari interaksi lingkungan, dan adaptasi biologi yang berfokus pada perilaku dari organisme selama masa hidupnya, dimana organisme tersebut berusaha menguasai faktor lingkungan, tidak hanya faktor umpan balik lingkungan, tetapi juga proses kognitif dan level gerak yang terus-menerus. Adaptasi juga merupakan suatu kunci konsep dalam 2 versi dari teori sistem, baik secara biological, perilaku, dan sosial. Asumsi dasar adaptasi berkembang dari pemahaman yang bersifat evolusionari yang senantiasa melihat manusia selalu berupaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan alam sekitarnya, baik secara biologis/genetik maupun secara budaya. Proses adaptasi dalam evolusi melibatkan seleksi genetik dan varian budaya yang dianggap sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Adaptasi merupakan juga suatu proses yang dinamik karena baik organisme maupun lingkungan sendiri tidak ada yang bersifat konstan/tetap. Sedangkan Roy Ellen membagi tahapan adaptasi dalam 4 tipe. Antara lain adalah (1) tahapan phylogenetic yang bekerja melalui adaptasi genetik individu lewat seleksi alam, (2) modifikasi fisik dari phenotype/ciri-ciri fisik, (3) proses belajar, dan (4) modifikasi kultural. Modifikasi budaya bagi Ellen menjadi supreme atau yang teratas bagi homo sapiens, dimana adaptasi budaya dan transmisi informasi dikatakannya sebagai pemberi karakter spesifik yang dominan. Manusia dilahirkan dengan kapasitas untuk belajar seperangkat sosial dan kaidah-kaidah budaya yang tidak terbatas. Sehingga kemudian fokus perhatian adaptasi menurut Rot Ellen seharusnya dipusatkan pada proses belajar, dan modifikasi budayanya.

           Dasar pembagian ke-4 tipe adaptasi diatas, berdasarkan atas laju kecepatan mereka untuk dapat bekerja secara efektif. Seperti adaptasi phylogenetik, dibatasi oleh tingkatan bagaimana populasi dapat bereproduksi dan berkembangbiak. Modifikasi fisik bekerja lebih cepat, akan tetapi tetap tergantung pada perubahan somatik dan akomodasi yang dihubungkan dengan pertumbuhan fisik dan reorganisasi dari tubuh. Sedangkan proses belajar, tergantung dari koordinasi sensor motor yang ada dalam pusat sistem syaraf. Disini ada proses uji coba, dimana terdapat variasi dalam waktu proses belajar yang ditentukan oleh macam-macam permasalahan yang dapat terselesaikan. Adaptasi kultural proses bekerjanya dianggap lebih cepat dibandingkan ke-3 proses diatas karena ia dianggap bekerja melalui daya tahan hidup populasi dimana masing-masing komuniti mempunyai daya tahan yang berbeda berdasarkan perasaan akan resiko, respon kesadaran, dan kesempatan. Sifat-sifat budaya mempunyai koefisiensi seleksi, variasi, perbedaan kematian-kelahiran, dan sifat budaya yang bekerja dalam sistem biologi.
Pengertian Adaptasi

        Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
a. memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
b. mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
c. mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
d. merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.

        Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.


         Adaptasi adalah, pertama-tama, proses, dan bukan bagian fisik dari tubuh. Perbedaan dapat dilihat dalam parasit internal, dimana struktur tubuh sangat sederhana, tapi tetap organisme. Yang sangat beradaptasi dengan lingkungan yang tidak biasa. Dari sini dapat dilihat adaptasi yang tidak hanya masalah sifat terlihat: dalam parasit seperti adaptasi kritis terjadi dalam siklus-hidup, yang sering cukup rumit. Namun, sebagai istilah praktis, adaptasi sering digunakan untuk. produk: fitur-fitur dari spesies yang hasil dari proses tersebut. Banyak aspek dari hewan atau tanaman dapat benar adaptasi disebut, meskipun selalu ada beberapa fitur yang fungsinya diragukan. Dengan menggunakan istilah adaptasi untuk proses evolusi, dan sifat adaptif untuk bagian tubuh atau fungsi (produk), dua indera kata mungkin dibedakan. Adaptasi adalah salah satu dari dua proses utama yang menjelaskan beragam spesies yang kita lihat dalam biologi, seperti berbagai jenis kutilang Darwin. Yang lainnya adalah spesiasi (spesies-membelah atau cladogenesis), yang disebabkan oleh isolasi geografis atau mekanisme lain. Sebuah contoh favorit digunakan sekarang untuk mempelajari saling adaptasi dan spesiasi adalah evolusi ikan cichlid di danau Afrika, mana pertanyaan isolasi reproduksi jauh lebih kompleks.

         Adaptasi tidak selalu merupakan hal yang sederhana, di mana fenotip berkembang yang ideal untuk lingkungan eksternal yang diberikan. organisme harus layak pada semua tahap perkembangan dan pada semua tahap dari evolusi. Hal ini menempatkan kendala pada evolusi pembangunan, perilaku dan struktur organisme. Kendala utama, di mana ada banyak perdebatan, adalah persyaratan bahwa setiap perubahan genetik dan fenotipik selama evolusi harus relatif kecil, karena sistem pembangunan sangat kompleks dan saling terkait. Namun, tidak jelas apa yang “relatif kecil” seharusnya berarti, untuk poliploidi misalnya di tanaman adalah perubahan cukup umum genetik yang besar. Asal usul simbiosis dari beberapa mikro-organisme untuk membentuk sebuah eukaryota. Merupakan contoh yang lebih eksotis.

          Semua adaptasi membantu organisme bertahan dalam relung ekologi mereka. ini mungkin sifat adaptif struktural, perilaku atau fisiologis. adaptasi struktural fitur fisik organisme (bentuk, meliputi tubuh, persenjataan, dan juga organisasi internal). Perilaku adaptasi terdiri dari rantai perilaku yang diturunkan dan / atau kemampuan untuk belajar: perilaku mungkin warisan secara rinci (naluri), atau kecenderungan untuk belajar mungkin warisan (neuropsikologi lihat). Contoh: mencari makan, kawin, vokalisasi. adaptasi fisiologis organisme izin untuk melakukan fungsi khusus (misalnya, membuat racun, mengeluarkan lendir, Phototropism Fototropisme), tetapi juga fungsi yang lebih umum seperti pertumbuhan dan pembangunan, pengaturan suhu, keseimbangan ionik dan aspek lain dari homeostasis. Adaptasi, kemudian, mempengaruhi semua aspek kehidupan organisme.

Jenis Adaptasi

Ada tiga jenis bentuk adaptasi, yaitu :

  • Adaptasi Morfologi
Untuk dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mempunyai bentuk dan fungsi  tubuh yang paling sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dengan adaptasi yang dilakukannya, hewan dapat memperoleh makanan dan mampu  melindungi diri dari musuhnya.Lingkungan hidup yang berbeda menyebabkan adaptasi morfologi yang berbeda pula.

1.1 Adaptasi Morfologi pada tumbuhan
a.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit).
1) Daunnya tebal, sempit,kadang-kadang berubah bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan tidak mempunyai daun, dengan demikian maka penguapan melalui daun menjadi sangat sedikit.
2) Seluruh permukaan tubuhnya termasuk bagian daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
3) Batangnya tebal mempunyai jaringan spons untuk menyimpan air.
4) Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan yang luas.

b.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah lembap (higrofit)
1) Mempunyai daun yang tipis dan lebar.
2) Permukaan daun mempunyai banyak mulut daun atau stomata  sehingga dapat mempercepat proses penguapan.Contoh tumbuhan higrofit: Tumbuhan Keladi.

c.  Adaptasi tumbuhan yang hidup di air (hidrofit)


Tumbuhan air yang terapung di atas air mempunyai rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung berisi udara. Contoh: enceng gondok, kiambang.
Tumbuhan air yang terendam di dalam air, mempunyai dinding sel yang kuat dan tebal untuk mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh : Hydrilla,Vallisneria.

    Tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air. Contoh: teratai, kangkung.

Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan kuat sehingga tidak roboh bila terkena ombak. Contoh: tumbuhan bakau.

1.2 Adaptasi Morfologi pada hewan :

a. Berbagai macam bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya.


- Paruh bebek pada pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir, berguna menyaring makanan dariair dan lumpur.

- Paruh burung pipit bentuknya pendek tebal dan runcing berfungsi untuk memecah biji-bijian.
b. Berbagai macam cakar/kaki burung


- Bebek kakinya berselaput diantara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan di atas tanah berlumpur

- Kaki ayam sangat baik digunakan untuk mengais makanan di tanah.

- Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda disesuaikan dengan tempat hidupnya dan jenis mangsa yang dimakannya.

c. Serangga

Untuk memperoleh makanannya, serangga memiliki cara tersendiri. Salah satu bentuk penyesuaian dirinya adalah bentuk mulut yang bebedabeda sesuai dengan jenis makanannya. Bedasarkan jenis makanan yang dimakannya, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu mulutpengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap.

  1. Mulut pengisap
    Mulut pengisap pada serangga bentuknya seperti belalai yang dapat digulung dan dijulurkan. Contoh serangga yang memiliki mulut pengisap adalah kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan mulut pengisap untuk mengisap madu dari bunga.
  2. Mulut penusuk dan penghisap
    Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang tajam dan panjang. Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan penghisap adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya berfungsi sebagai penusuk juga berfungsi sebagai pengisap.
  3. Mulut penjilat
    Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri terdapatnya lidah yang panjang dan berguna untuk menjilat makanan berupa nektar dari bunga, contoh serangga yang memiliki mulut penjilat adalah lebah.
  4. Mulut penyerap
    Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri terdapatnya alat penyerap yang mirip spons (gabus). Alat ini digunakan untuk menyerap makanan terutama yang berbentuk cair. Contoh serangga yang memiliki mulut penyerap adalah lalat.
d. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
Unta


Unta hidup di daerah padang pasir yang kering dan gersang. Oleh karena itu bentuk tubuhnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan padang pasir. Bentuk penyesuaian diri unta adalah adanya tempat penyimpanan air di dalam tubuhnya dan memiliki punuk sebagai penyimpan lemak. Hal inilah yang menyebabkan unta dapat bertahan hidup tanpa minum air dalam waktu yang lama.

  • Adaptasi Fisiologi
Adaptasi Fisiologi merupakan penyesuaian diri makhluk hidup dengan cara melakukan prosesfisiologis dalam tubuhnya agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya.
Adaptasi Fisiologi pada tumbuhan :
- Tumbuhan insektivora menghasilkan enzim protease sebagai penghancur protein dari tubuhmangsanya. Contohnya : kantung semar.
- Proses gutasi berlangsung ketika daun melakukan penguapan, namun udara luar dalam keadaan jenuh sehingga uap air yang keluar dari dalam daun dalam bentuk gas berubah menjadi titik-titik air di tepi daun. Proses gutasi pada tumbuhan higrofit.
- Bunga bangkai mengeluarkan bau untuk menarik perhatian serangga makanannya. Bunga bangkai mengeluarkan bau tak sedap.
Adaptasi Fisiologi pada Hewan :
a. Hewan darat


- Hewan herbivora memiliki enzim selulase untuk mencerna zat selulosa dalam makanannya.Contohnya : hewan herbivora.

- Rayap memiliki enzim selulase yang dihasilkan oleh flagellata dalam ususnya untuk mencernazat selulosa makanannya yang berasal dari kayu. Contohnya : rayap.

- Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.

- Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
b. Hewan air:

- Cumi-cumi dan gurita menghasilkan zat seperti tinta untuk mengelabuhi pemangsanya.


- Ikan air tawar akan menghasilkan urine lebih banyak dan encer dibanding ikan air laut yangmenghasilkan urine yang lebih sedikit dan pekat.

  • Adaptasi Tingkah Laku
        Adaptasi tingkah laku merupakan tingkah laku makhluk hidup untuk menyesuaikan diri denganlingkungannya agar tetap bertahan hidup. Beberapa jenis hewan ada yang menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara mengubah tingkah laku. Cara ini selain untuk mendapatkan makanan juga untuk melindungi diri dari musuh atau pemangsa.

3.1 Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan:


- Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan.

- Pada musim kemarau tumbuhan berakar rimpang seperti jahe akan melakukan estivasi dengancara mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh dipermukaan untuk mengurangi penguapan tanaman jahe melakukan estivasi pada musim kemarau.
    3.2 Adaptasi tingkah laku pada hewan :


a. Kalajengking melindungi dirinya dari musuh dengan menggunakan sengatnya. Sengatnya ini mengandung racun yang dapat membunuh musuhnya. Selain kelajengking, hewan lain yang menggunakan zat racun untuk melindungi dirinya dari serangan musuh adalah, kelabang, lebah, dan ular.

b. Cumi-cumi melindungi diri dari musuhnya dengan cara menyemburkan cairan, seperti tinta ke dalam air. Hal ini menyebabkan musuh yang menyerangnya tidak dapat melihatnya dan ia dapat berenang dengan cepat untuk menghindari musuhnya tersebut.

c. Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Hewan jenis ini melindungi diri dari musuhnya dengan cara memasukkan tubuhnya kedalam cangkang. Selain siput, kura-kura, dan penyu juga memiliki cangkang yang digunakan untuk melindungi diri dari musuhnya.d. Trenggiling akan menggulungkan badannya jika disentuh , untuk menutupi bagian perutnyayang berkulit tipis Trenggiling menggulungkan tubuhnya.

f. Bunglon akan merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan warna sekitar, hal ini disebut dengan Mimikri.

g. Hibernasi atau tidur panjang pada musim dingin dilakukan karena kondisi lingkungan yang ekstrim.Dilakukan oleh hewan: seperti tikus gurun, beruang, ataupun landak. Suhu tubuhnya sedikit turun dibanding udara di sarangnya. Dengan cara ini makanan yang tersimpan dalam tubuhnya terbakar sangat lambat .

h. Kerbau berkubang di lumpur untuk melindungi kulitnya yang gelap dari panas.

i. Untuk melindungi diri dari serangan musuh, cecak memutuskan ekornya. Bagian ekor yang putus ini dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah ia pergi melarikan diri. Kemampuan cicak ini disebut autotomi. Selain cicak, kadal kepiting, udang, bintang laut, laba-laba, cumi-cumi, dan gurita juga mampu melakukan autotomi.

j. Paus adalah mamalia yang hidup di air. Seperti hewan mamalia yang lain, walaupun hidup di air paus bernapas menggunakan paru-paru. Padahal paru-paru tidak dapat mengambil oksigen dari air. Paus dan semua mamalia yang hidup di air, kurang lebih tiap tiga puluh menit muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen. Mungkin kalian pernah melihat bagaimana perilaku paus lewat siaran televisi. Ketika muncul ke permukaan air laut, paus mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbondioksida dan uap air yang sudah jenuh dengan air sehingga terlihat seperti air mancur. Setelah itu paus menghirup udara sebanyak-banyaknya sehingga paru-parunya penuh dengan udara, begitu pun dengan lumba- lumba.

k. Rayap merupakan hewan yang menghancurkan kayu. Bagaimana caranya rayap menghancurkan kayu? Di dalam usus rayap terdapat hewan Protozoa, yaitu Flagellata yang menghasilkan enzim selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada Flagellatanya ikut terkelupas.  Untuk  mendapatkan Flagellatanya kembali maka rayap memakan kembali kulitnya yang mengelupas.

l. Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.

m. Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
    Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :


  1. Konsep adaptasi datang dari dunia biologi, dimana ada 2 poin penting yaitu evolusi genetik, dimana berfokus pada umpan balik dari interaksi lingkungan, dan adaptasi biologi yang berfokus pada perilaku dari organisme selama masa hidupnya, dimana organisme tersebut berusaha menguasai faktor lingkungan, tidak hanya faktor umpan balik lingkungan, tetapi juga proses kognitif dan level gerak yang terus-menerus.
  2. Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
    a. memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
    b. mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
    c. mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
    d. merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
  3. Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:
    1. Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya.
    2. Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.
    3. Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.
Saran

Saran yang dapat diberikan penulis kepada pembaca adalah agar pembaca dapat mengetahui tentang adaptasi suatu organisme terhadap suatu lingkungan dan juga penulis dalam menuliskan makalah ini tidak mendekati kesempurnaan, dan untuk menyempurnakannya membutuhkan kritik yang membangun dari pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/76111234/MAKALAH-ADAPTASI, Diunduh pada tanggal 23 November 2012.


http://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/, Diakses pada tanggal 23 November 2012.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090615-pengertian-adaptasi/, Diakses pada tanggal 23 November 2012.
http://mickeybal.wordpress.com/2012/12/18/126/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar