Senin, 10 Februari 2014

Laporan Persilangan Dihibrid | BIOLOGI

A.    Tujuan
Praktikum persilangan dihibrid pada lalat buah ( D. Melanogaster ) bertujuan untuk:
-          Mengetahui parental, F1, F2  lalat buah ( D. Melanogaster ) pada botol nomor 53.
-          Membuktikan ratio perbandingan F2 dengan dua sifat beda (dihibrid) yang tidak menyimpang dengan hukum mendel II.
-          Membuat diagram persilangan mulai dari parental, F1, F2 pada botol nomor 53.
-          Membuat perhitungan dengan chi kuadrat.

B.     Tinjauan Pustaka
Hukum mendel II : pengelompokkan gen secara bebas. Dalam bahasa inggris : “ Independent Assortment of ganes.” Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada Dihibrid atau Polihibrid, yakni persilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih karakter berbeda. Disebut juga Hukum Asortasi. (yatim:2003).
Hukum mendel II disebut hukum pengelompokkan gen secara bebas (dalam bahasa inggris: “ the law of independent Assortment of ganes”). Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi(meiosis) pada waktu pembentukkan gamet. (Suryo:1994)
Disamping melakukan percobaan dengan pewarisan satu sifat beda. Mendel juga melakukan persilangan dengan dua sifat beda. Prinsip segregasi mendel berlaku pada segregasi kromosom homolog. Mendel menyilangkan tanaman yang mempunyai dua macam alel yang berbeda. Ia menyilangkan tanaman ercis yang berwarna kuning dan berbiji bulat dengan tanaman tanaman yang berwarna hijau dan berbiji keriput. F1 penyilangan 2 parental homolog adalah dihibrid (heterozigot) untuk dua gen yang terkait individu F1 ini disebut individu dihibrid dan persilangannya disebut persilangan dihibrid. (sisunandar:2011)
Kalau disilangkan kacang ercis kuning-bulat dengan kacang ercis hijau-keriput ternyata F1 terdiri atas kacang ercis yang bijinya kuning-bulat semua. Ini menunukkan karakter kuning dan bulat sama dominan terhadap hijau dan keriput. Lalu kalau F1 melakukan penyerbukan sendiri, terdapat F2 yang bukan terdiri atas 2 kelas saja fenotipenya tapi ada 4 kelas. Keempat kelas fenotipe F2 yaitu: kuning-bulat, kuning-keriput, hijau-bulat, hijau keriput. (yatim:2003)
Ratio perbandingan F2 kalau dijumlahkan semua yang memiliki karakter sama dari keempat macam itu, akan didapat : 9 kuning-bulat : 3 kuning-keriput : 3 hijau-bulat : 1 hijau-keriput. Bila disingkat : Ratio Fenotipe dihibrid F2 : 9 : 3 : 3 : 1 (yatim : 2003)
Berlakunya hukum mendel II yaitu ketika terjadinya meiosis pada gametogonium individu yang memiliki genotipe double-heterozigot, triple-heterozigot, atau poli-hiterozigot, dan seterusnya sesuai dengan jenis hibridnya, apakah di, tri atau poli-hibrid. Sesuai anafase I saat pemisaahan dan pengelompokkan gen-gen secara bebas, ke kutub atas atau ke kutub bawah (yatim:2003)

C.     Alat dan bahan
Alat                                                                
-          Botol kultur                                        
-          Botol Eterasi
-          Sterofom
-          Pipet tetes
-          Cawan petri
-          Botol pembunuh
-          Sumbat gabus
-          Selembar kertas putih
-          Kaca pembesar
-          Kapas


Bahan
-          Lalat buah ( D. Melanogaster )
-          Eter ( dieter etil )
-          Larutan sabun detergen

D.    Cara kerja
1.      Memegang botol kultur dan menyentakkan ke bantalan sterofom secara perlahan-lahan.
2.      Membuka gabus botol kultur kemudian mempertautkan botol kultur dengan botol eterasi secara perlahan-lahan.
3.      Mengarahkan botol kultur kearah sumber cahaya kemudian dengan tangan kanan memutar botol kultur agar lalat buah yang ada di botol kultur berpindah ke botol eterasi.
4.      Memegang botol eterasi yang masih mengarah kesumber cahaya kemudian segara menyumbat dengan gabus.
5.      Meneteskan 3-4 tetes eter(dietil eter) pada lubang yang diberi kapas pada botol eterasi.
6.      Meletakkan kapas yang sudah ditetesi 2-3 tetes eter(dietil eter) pada cawan petri.
7.      Setelah semua lalat yang berada pada botol eterasi pingsan maka lalat dipindahkan dari botol kultur ke cawan petri yang sudah berisi kapas yang telah ditetesi eter.
8.      Melakukan perhitungan pada lalat yang berada di cawan petri dengan menggunakan kuas dan kaca pembesar.
9.      Jika dalam perhitungan lalat sadar kembali maka dibius lagi dengan cara meneteskan 2-3 tetes eter(dietil eter) pada kapas yang berada pada cawn petri.
10.  Jika perhitungan telah selesai maka lalat dibuang dalam botol pembunuh yang berisi sabun detergen.




E.     Hasil

Pada botol nomor 53 diketahui bahwa:
1.      Parentalnya yaitu Curled (cucu) dan Black (bb)
2.      Perbandingan chi kuadrat.
Dari persilangan yang telah diamati dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Data yang diperoleh tidak ada perbedaan dengan Hukum Mendel II
Ha : Data yang diperoleh ada perbedaan dengan Hukum Mendel II
Untuk membuktikan hipotesis diatas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Normal
Curled
Black
Curled Black
Jumlah
Jumlah individu yang diamati (ft)
124
57
54
16
251
Jumlah Individu yang diharapkan (Ft)
 x 251= 141,1875
 x 251=
47,0625

 x 251 =
47,0625
 x 251 =
15,5675
250,88

Derajat kebebasan (dk) = k - 1
                                      = 4 – 1
                                      = 3

X2 =  +  +  +
      =  +  +  +
      = 2,0923 + 2,0983 + 1,0226 + 0,0120
      = 5,2252

Maka diperoleh Xhitung 5,2252
Persilangan Dihibrid
X2tabel = 7,815


Hipotesis :
Dari data yang diperoleh jika dibandingkan dengan tabel chi kuadrat (7,815) maka hasil tersebut lebih kecil dari tabel. Dapat disimpulkan Xhitung < X2tabel sehingga Ho diterima. Artinya data yang diperoleh tidak ada perbedaan dengan Hukum Mendel II atau tidak menyimpang dari Hukum Mendel II.
3.      Diagram persilangan
P            Curled                    X                     ♀ Black
            (cucuBB)                                             (CuCubb)
Gamet      cuB                                                 Cub

F1                                             CucuBb
F2                CucuBb                 X                     CucuBb
Gamet yang dibentuk :

Cu                   B
cu                    b


tabel persilangan
                   
CuB
Cub
cuB
Cub
CuB
CuCuBB
CuCuBb
CucuBB
CucuBb
Cub
CuCuBb
CuCubb
CucuBb
Cucubb
cuB
CucuBB
CucuBb
cucuBB
cucuBb
Cub
Cucubb
Cucubb
cucuBb
Cucubb

·         Maka diperoleh perbandingan
CuCuBB : CucuBB : CuCuBb : CucuBb : cucuBB : cucuBb : CuCubb : Cucubb : cucubb
           1        :       2       :       2       :       4      :      1       :      2       :      1      :      2       :     1
                                                                                                           

                        9 Normal                   : 3 curled                :          3 black       : 1 curled black
·         Sehingga diperoleh ratio generasi F2
Normal : Curled : Black : Curled black
      9      :     3      :    3      :        1


F.      Pembahasan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada botol nomor 53 diketahui bahwa:
Parentalnya yaitu curled (cucuBB) yang memiliki tubuh dengan ciri-ciri tubuh coklat, dan sayap melengkung dan black(cucubb) yang memiliki ciri-ciri tubuh hitam,  sayap panjang.
Setelah dihitung perbandingan chi kuadratnya di peroleh 5,2252 yang mana hasilnya lebih kecil dari pada tabel chi kuadrat dengan derajat kebebasan 3 yaitu 7,815 atau dengan kata lain Xhitung < X tabel artinya sehingga menerima Hipotesis Nol(Ho).
Yang mana hipotesis nol itu sendiri artinya data yang diperoleh sesuai atau tidak menyimpang dengan Hukum mendel II.

            Hukum Mendel II berbunyi : “pengelompokkan gen secara bebas” dalam bahasa inggris “ Independent Assortment of Genes”. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid yaitu persilangan yang memiliki 2 atau lebih karakter berbeda(yatim:2003). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada botol 53 yaitu persilangan antara curled (cucu) yang memiliki cirri-ciri tubuh coklat, sayap melengkung dengan black(bb) yang memiliki cirri-ciri tubuh hitam, sayap panjang.
Pada persilangan antara curled(cucuBB) dan black(CuCubb) diperoleh F1 normal yaitu CucuBb. Yang mana F1 disilangkan dengan F1 ( CucuBb X CucuBb) , sehingga muncul 4 gamet yang dibentuk yaitu CuB, Cub, cuB, dan cub.
Keempat gamet tersebut muncul karena persilangan dua sifat beda yang terletak pada kromosom yang berlainan yaitu kromosom nomor 2 dan nomor 3 akan bersegrasi secara bebas pasa tahap metaphase 1 dari pembelahan meiosis, terjadi pemisahan kromosom secara bebas dengan susunan sembarang dengan menghasilkan empat macam fenotipe dengan perbandingan  9 : 3: 3 :1. (sisunandar:2011)
            F2 diperoleh perbandingan
CuCuBB : CucuBB :CuCuBb : CucuBb : cucuBB : cucuBb : CuCubb : Cucubb : cucubb
        1       :      2       :       2      :      4       :      1       :       2     :       1        :      2     :      1



                        9 normal                                  3 curled                      3 black         1
Sehingga diperoleh perbandingan ratio generasi F2 yaitu:
9 normal : 3 Curled : 3 Black : 1 curld black. Hasil ini berarti data yang diperoleh tidak menyimpang dari hukum mendel II.
Dengan data pendekatan yaitu normal  x 251 = 141,1875
Curled  x 251 = 47,0625.   Black  x 251 = 47,0625. Curled black   x 251 = 15,5675


G.    Kesimpulan
·         Pada botol nomor 53 parentalnya adalah curled(cucu) dan black(bb)
·         Xhitung < X2 tabel
5,2252 < 7,815 maka Hipotesis nol diterima artinya data yang diperoleh tidak ada perbedaan dengan Hukum Mendel II.
·         Diperoleh F1 yaitu CucuBB atau normal
·         Diperoleh ratio generasi F2 yaitu 9 normal : 3 curled : 3 black : 1 curled black.
·         Pengamatan yang dilakukan pada botol nomor 53 tidah menyimpang dengan hukum mendel II.
·         Dihibrid adalah persilangan dari individu yang memiliki 2 sifat berbeda.




DAFTAR PUSTAKA

Sisunanadar, 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Suryo, 1994 . Gnetika Stratal. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Yatim wildan, 2003 . Genetika edisi ke 5. Bandung : Tarsito
 http://amalia-ratnasari.blogspot.com/2012/08/laporan-praktikum-genetika-persilangan_13.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar