Visit to salambiologi.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam
dua sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung
’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan
meiosis’. Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses
yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal
sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2,
mitosis, dan sitokinesis.
Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan
pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada
yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah
melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu
melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang
rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan
pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang
sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara
itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam
hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberpa jam saja dapat dihasilkan
ribuan, bahan jutaan sel bakteri. Amitosis adalah pembelahan inti secara
langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses pembelahan sel pada sel
prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik
pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan
sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma
yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang
demikian dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan sel secara langsung
tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel.
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan
nuftah.
Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel
yang telah mencapai volume pertumbuhan akhir menjadi terspesialisasi sesuai
fungsinya menghasilkan jenis jaringan, organ atau organisme baru. Diferensiasi
meliputi 2 hal :
1.
Perubahan struktur dan aktivitas biokimia.
2.
Perubahan aktivitas fisiologis. Diferensiasi sel terjadi karena :
- Semua informasi genetik yang dimiliki oleh suatu organisme akan diwariskan kepada sel anak pada saat pembelahan sel. Artinya : Informasi genetik yang tepat perlu diterima oleh setiap sel, sehingga setiap organ pada organisme dapat berkembang pada jalur yang tepat. Dalam perjalanan proses perkembangan, setiap informasi genetik yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan atau disimpan dan tidak digunakan.
- Semua sel anak mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila pada jaringan tertentu tidak diperlukan lagi akan mengalami degenerasi.
- Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada jaringan tertentu informasi tersebut dilipat gandakan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pembelahan sel prokariotik dan sel eukariotik?
2. Bagaimana pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan
meiosis?
3. Bagaimana siklus pada sel?
4.
Apa penyebab diferensiasi sel?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel
eukariotik.
2. Untuk mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis,
dan meiosis.
3. Untuk mengetahui siklus sel
4.
Untuk mengetahui diferensial sel
1.4 Manfaat
1.
Agar mengetahui pembelahan sel prokariotik dan sel
eukariotik.
2.
Agar mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis,
dan meiosis.
3. Agar mengetahui siklus sel
4.
Agar mengetahui diferensial sel
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan meiosis’.
2.1 Pembelahan sel pada prokariotik
Pada sel prokariotik, materi genetik tersebar didalam suatu badan serupa inti
yang tidak dikelilingi oleh membran. Mikroorganisme yang prokariotik, misalnya
bakteri dan alga hijau-biru. Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda
dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel
berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi
materi genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului
dengan pembentukkan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan
amitosis. Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan
kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Ciri-ciri sel prokariotik adalah bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam
bentuk nukleus, DNA terdapat pada nukleolit yang tidak terselubungi oleh
membran. Secara umum sel prokariotik memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan sel eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal,
tetapi akan sering terlihat dalam tipe rantai, agregat, atau kelompok sel yang
jumlahnya ratusan.
2.2 Pembelahan sel pada eukariotik
Pada sel-sel eukariotik, hal pembagian material genetik secara persis sama
adalah lebih kompleks. Sebuah sel eukariotik mengandung kira-kira 1000 kali
lebih banyak DNA dibanding sebuah sel prokariotik. Disamping itu, DNA ini
berbentuk linea, membentuk sejumlah kromosom yang jelas berbeda. Sebagai
contoh, sel-sel somatik (tubuh) manusia mempunyai 46 kromosom, masing-masing
berbeda satu sama lainnya. Pada saat sel-sel ini membelah, setiap sel anak
harus menerima satu duplikat dan hanya satu dari setiap 46 kromosom.
Disamping itu, sel-sel eukariotik mengandung berbagai macam organela dan ini
juga harus dibagi sec ara merata diantara sel-sel anak. Pada sel eukariotik
memiliki inti sel yang sangat kompleks dengan selubung inti yang terdiri dari
dua membran. Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel
eukariotik. Mikroorganisme yang eukariotik, misalnya protozoa, protista, dan
semua jamur.
2.3
Siklus sel
Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang
kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus
sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Durasi
(lamanya) masing-masing fase dari siklus ini berfariasi dari beberapa jam
sampai beberapa hari, bergantung dari tipe sel dan faktor-faktor luar seperti
suhu dan nutrisi yang tersedia.
Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi
kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel. Pada
eukariotik (sel bernukleus), proses perbanyakan atau sintesis bahan genetik
terjadi sebelum berlangsungnya proses pembelahan sel, mitosis atau meiosis.
Sel yang mempunyai kemampuan membelah adalah sel "muda" atau sel immature yang belum memiliki fungsi tertentu. Pada kondisi lingkungan yang mendukung sel akan memasuki siklus sel dan menghasilkan 2 sel identik. Sel yang tidak lagi membelah akan keluar dari siklus dan berdeferensiasi menjadi sel yang mature dengan struktur dan fungsi tertentu.
Pada dasarnya siklus sel terdapat 2 fase utama yaitu fase S (DNA sintesis) dan fase M (Mitosis). Pada fase S terjadi duplikasi kromosom, organele dan protein interseluler dan pada fase M terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel. Sebagian besar sel memerlukan waktu ekstra untuk proses sintesis sehingga pada siklus sel terdapat ekstra fase Gap yaitu Gap 1 antara fase M dan fase S serta Gap 2 antara fase S dan Mitosis. Hal ini mendasari pembagian fase menjadi 4 fase yaitu Fase G1, Fase S, Fase G2 (ketiganya disebut Interfase) dan fase M (mitosis dan sitokinesis). Interfase adalah fase istirahat, sel ini sebenarnya sangat aktif secara biokimia walaupun terlihat tidak ada perubahan morfologi (waktu lama, 23 jam dalam 1 siklus 24 jam). M phase (mitosis) merupakan inti dari siklus sel dan secara morfologi terjadi perubahan yang jelas teramati berupa kromosom yang tertarik ke kutub, sitogenesis dan akhirnya sel terbagi menjadi dua (waktu cepat, 1 jam dalam 1 siklus 24 jam). Fase Gi dan G2 bukan hanya sebagai ekstra waktu proses sintesis namun juga berperan sebagai ekstra waktu bagi sel untuk memonitor kondisi lingkungan internal dan eksternal sebelum masuk ke fase S dan M. Jika kondisi lingkungan tidak mendukung maka sel berhenti berprogress pada G1 dan bahkan memasuki kondisi resting state pada Go (G zero). Go ini dapat berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun atau sampai sel mati. Jika kondisi lingkungan mendukung dan terdapat sinyal untuk tumbuh maka sel akan memulai proses pada suatu titik akhir G1 yang disebut titik "Start". Setelah melalui titik ini sel akan mulai masuk fase S ditandai dengan Replikasi DNA yang terus berlangsung bahkan walau signal pertumbuhan dan pembelahan sudah tidak ada.
2.4
Bagian
Tipe
Pembelahan
Sel
1.
Amitosis
Adalah
pembelahan inti secara langsung diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Proses
pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada
eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang
meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetic, pembagian kromosom,
dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukan dinding sel baru.
Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis, amitosis adalah pembelahan
sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma. Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya dinding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan biner (binary fision) atau pembelahan sel secara langsung.
2.
Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada
siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal.
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel
anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin
rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel
secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel
awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis.
Proses penggandaan terjadi pada pertengahan intefase, yaitu fase sebelum fase
mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut
sister chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer.
Sister chromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap
yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke
tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase
(tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel
melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Proses mitosis secara konvensional dibagi 6 fase yaitu interfase, profase,
prometafase, metafase, anafase, dan telofase (awal dan akhir). Profase biasanya
merupakan fase terpanjang, dengan mengambil waktu kurang lebih 60 % dari
keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam mitosis. Selama pembelahan mitosis yang
berlangsung pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Hasil mitosis :
1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan
yang masing-masing diploid.
2) Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel
induknya.
3.
Meiosis
Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri
pembelahan secara meiosis adalah:
- Terjadi di sel kelamin
- Jumlah sel anaknya 4
- Jumlah kromosen 1/2 induknya
- Pembelahan terjadi 2 kali
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan
nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi
pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan
pembelahan meiosis II.
Hasil meiosis :
1) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan
yang masing-masing haploid (n).
2) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom
sel induknya.
3) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel gamet
seperti sperma dan ovum (sel telur).
Tujuan pembelahan sel secara tidak langsung yaitu:
1. mitosis : regenerasi
2. miosis : mengurangi kromosom (2n 46xx/xy diploid menjadi 1n 23x/y
haploid).
2.5
Penyebab Diferensiasi
- Polaritas pada saat pembelahan sel tidak merata. Perbedaan tersebut disebabkan karena penyebaran senyawa tertentu di dalam plasma tidak merata. Pada kutub yang satu konsentrasinya rendah, sedangkan di kutub yang lain konsentrasinya tinggi.
- Pembelahan sel tidak setara . Dinding pemisah sel terbentuk tidak ditengah-tengah sehingga dihasilkan 2 sel yang tidak sama besar. Awal yang tidak sama dari 2 sel anakan ini tentu menyebabkan perbedaan aktivitas metabolisme sehingga salah satu sel anak dapat membelah lagi sedangkan yang lain tidak mampu lagi.
- Letak sel dalam jaringan. (digunakan dalam teknik kultur jaringan).
- Faktor Hormon. Diperlukan dalam jumlah sedikit, karena tidak berpengaruh secara langsung dan kerjanya relatif lambat.
- Faktor lingkungan (cahaya, suhu, ketersediaan air, oksigen, dll).
Semua
sel yang telah mengalami diferensiasi, asal masih hidup bersifat totipotens.
Artinya : bila lingkungan sesuai dapat tumbuh membentuk individu baru. Khusus dalam kaitannya dengan diferensiasi sel pada hewan
atau manusia, setelah zigot terbentuk akan berkembang menjadi morula dan
kemudian berkembang lagi menjadi blastula. Blastula kemudian akan berkembang
lagi mejadi gastrula. Pada tahap gastrula ini lah akan terbentuk 3 lapisan baru
yaitu : Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm. Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi
kulit, rambut, sistem saraf dan alat indera. Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi
otok, rangka, alat reproduksi, alat peredaran darah dan alat ekskresi.
Sedangkan endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan dan alat
pernapasan seperti paru-paru.
BAB
III
PENUTUP
Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa sel merupakan unit
kehidupan makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing
layaknya individu. Sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara
amitosis, mitosis, meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada
sel meristem tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan, sedangkan pada sel epitel
manusia untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bambang, S.
2006. BIOLOGI SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Campbell, Neil
A. Reece, Jane B. 2002. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Foster, Bob.
2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Opertaion
Heddy,
Suwasono. 1990. BIOLOGI SEL. Jakarta : Rajawali Pers
Satilah, Siti.
1982. BIOLOGI. Jakarta : Gramedia
Patra, rizky. 2012. Pembelahan sel secara mitosis. http://www.crayonpedia.org/mw/A.
22 maret 2012. samarinda.
Prawirohartono. 2012. Mitosis. http://id.wikipedia.org/wiki/.
22 maret 2012. Samarinda.
http://yapinnasution.blogspot.com/2012/12/makalah-biologi-sel-pembelahan-dan.html
Terimakasih.
BalasHapusTerimah kasih sangat membantu tugas saya
BalasHapusterimakasih. lebih baik lagi jika terdapat kutipan yang berada pada kalimat yang diambil dari daftar pustakanya, sehingga akan tau kalimat tersebut bersumber dari daftar pustaka yang mana.. oke?
BalasHapusPada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.
BalasHapusTerimah kasih , ini dapat membantu menyelesaikan tugas saya
BalasHapus