1.1. Latar Belakang
                        Suatu
 organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan 
hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya 
sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. 
Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan non hayati 
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem 
terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia, (Pratiwi 
dkk, 1997 : 179). Keseimbangan suatu ekosistem akan berubah bila terjadi
 gangguan pada salah satu komponennya (Rustaman dan Redjeki, 1994).
      1.2. Tujuan Praktikum
            Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
            Kita
 mengetahui bahwa setiap organisme memerlukan sesuatu dari organisme 
lain dan lingkungannya. Sebaliknya, lingkungan pun menerima hasil sisa 
kehidupan. Dengan demikian terjadi hubungan harmonis yang saling memberi
 dan menerima energi kehidupan.
            Lingkungan
 organisme adalah segala sesuatu yang berada disekitar organisme dan 
merupakan kondisi atau persyaratan organisme untuk hidup. Berdasarkan 
sifatnya, lingkungan dapat dibedakan atas lingkungan abiotik dan 
lingkungan biotik (Tim Biologi, 2001).
            Suatu kawasan alam  yang
 di dalamnya tercakup unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non
 hayati (zat-zat tak hidup) serta antara unsur-unsur tersebut terjadi 
hubungan timbal balik disebut sistem ekologi atau disebut ekosistem.
            Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri atas dua komponen yaitu:
A.  Komponen
 autotrofik: yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis 
makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan 
anorganik dengan bantuan ernergi matahari atau klorofil. Oleh karena itu
 semua organisme yang mengandung korofil disebut organisme autotrofik.
B.  Komponen
 heterotrofik : yaitu organisme yang mampu memenfaatkan hanya 
bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut di 
sisntesis dan disediakan oleh organisme lain. Hewan, jamur dan jasad 
renik termasuk dalam kelompok ini.
            Kalau kita melihat ekosistem dari segi penyusunnya, maka dapat kita bedakan empat komponen yaitu:
1.  Bahan
 tak hidup (abiotik): yaitu komponen fisisk dan kimia yang terdiri dari 
tanah, air, sinar matahari, dan lain-lain dan merupakan medium atau 
substrat untuk berlangsungnya kehidupan.
2.  Produsen : yaitu organisme autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil yang mensintesis makanan dari bahan anorganik sederhana.
3.  Konsumen : yaitu organisme heterotrofik misalnya hewan dan manusia yang makan organisme lain.
4.
 Pengurai : perombak atau dekomposer yaitu organisme heterotrofik yang 
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan 
organisme kompleks, menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan 
melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen). 
Bakteri dan jamur termasuk dalam kelompok ini (Subagyo dan Muswita, 
2004).
            Di bumi ini banyak ditemukan ekosistem. Tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1.   Ekosistem
 terrestrial ialah kelompok organisme yang terdapat di daratan. Termasuk
 disini adalah organisme yang hidup di hutan, padang rumput, gurun pasir
 dan lain sebagainya.
2.  Ekosistem
 akuatik ialah kelompok organisme yang hidup di air seperti yang hidup 
di laut, sungai, danau, kolam, parit dan lain sebagainya 
(Prawirohartono, Sugiri dan Sutarmi, 1991).
III. BAHAN DAN METODE
      3.1. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal   : Rabu, 4 Oktober 2006
Waktu             : 14.00 - 15.15 WIB
Tempat            : Hutan di sekitar kampus Universitas Jambi
 3.2. Alat dan Bahan
a. Ekosistem daratan yang diamati (hutan atau belukar)
b. Petunjuk pengenalan taksonomi jenis tumbuhan dan hewan
c. Alat untuk koleksi tumbuhan dan hewan
d. Penyaring
e. Tali rafia
      3.3. Prosedur Kerja
a.   Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati.
b.  Setelah sampai lokasi lalu membuat plot berukuran 5 m x 5 m dan menandainya dengan tali rafia.
c.  Melakukan inventarisasi mengenai komponen biotik dan abiotik yang terdapat di     dalamnya.
d.  Menentukan berdasarkan kelengkapan komponen ekosistem peranan dari individu-individu yang teramati dalam ekosistem tersebut. 
e.  Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut serta daur energi yang ada di dalamnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
      4.1. Hasil
            Setelah melakukan pengamatan pada suatu ekosistem daratan berupa hutan atau belukar diperoleh hasil sebagai berikut.
Komponen ekosistem
a. Komponen biotik
Produsen         : Tumbuhan Pteridophyta (paku-pakuan)
                        Ixora pudica
                          Senduduk 
                          Pohon buah nasi
                          Rumput-rumputan
                          Rumput teki (Cyperus rotundus)
                         Tumbuhan lain yang tidak tahu nama daerah maupun nama ilmiahnya
Konsumen       :  Semut hitam
                          Belalang
                          Nyamuk
                          Semut rangrang (Kerenggo)
                          Ulat daun
Dekomposer    : Lumut
                          Jamur
                          Cacing tanah
b. Komponen abiotik
Tanah
Iklim    : Temperatur
              RH
              Angin 
              Cahaya
            Diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut serta daur energi yang ada di dalamnya.
      4.2. Pembahasan
            Dalam
 pelaksanaan praktikum yang berjudul ekosistem daratan, ekosistem yang 
diamati adalah hutan atau belukar yang ada di sekitar kampus. Setelah 
sampai lokasi, praktikan membuat plot berukuran 5 m x 5
 m dan menandainya dengan tali rafia. Praktikan kemudian mengamati dan 
mencatat komponen abiotik dan komponen biotik yang meliputi produsen, 
konsumen dan dekomposer pada daerah contoh.
a. Komponen abiotik
Komponem abiotik yang teramati adalah:
Tanah
Tanah
 berwarna coklat banyak mengandung humus, terdapat cacing tanah dan 
bakteri pada bagian atasnya. Tanah gembur dan lembab. Tanah merupakan 
tempat tumbuh bagi tumbuhan. Dari tanah pula tumbuhan mendapatkan air 
dan mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Cahaya 
Cahaya
 matahari saat pengamatan intensitasnya kurang karena terhalang oleh 
asap. Cahaya terutama yang berasal dari matahari, mengandung energi 
sehingga matahari dianggap sumber energi utama bagi makhluk di bumi. 
Makhluk yang secara langsung dapat memanfaatkan energi matahari adalah 
tumbuhan yang berklorofil. Klorofil adalah suatu senyawa kimia yang 
berperan penting dalam proses fotosintesis. Meskipun tidak semua energi 
yang dipancarkan dari matahari untuk proses itu, tanpa cahaya matahari 
tumbuhan tidak dapat hidup. Derngan demikian, cahaya disebut sebagai 
faktor pembatas (limiting factor).
Berbagai jenis hewan banyak terpengaruh oleh cahaya, terutama oleh kualitas cahaya tersebut.
Suhu
Suhu
 saat pengamatan tidak diukur dengan termometer sehingga tidak dapat 
diketahui dengan pasti. Suhu terasa hangat-panas. Semua reaksi kimia 
memerlukan suhu tertentu, baik yang terjadi diluar maupun di dalam tubuh
 makhluk hidup.
Kelembaban
Kelembaban udara saat pengamatan tidak diukur. Kelembaban menyatakan konsentrasi H2O
 dalam udara atau tanah. Kelembaban udara yang tinggi akan menghambat 
penguapan melalui permukaan tubuh, demikian pula sebaliknya pada 
kelembaban rendah. Secara tidak langsung, kelembaban mempengaruhi 
peredaran air di dalam tubuh organisme. Kemampuan organisme mengatur 
peredaran air di dalam tubuhnya akan menentukan daya adaptasinya.
Angin
Pada
 saat pengamatan angin bertiup lambat tetapi kecepatannya tidak diukur 
dengan barometer. Angin merupakan gerakan udara yang berpindah dari 
daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Seperti 
halnya dengan kelembaban, angin juga mempengaruhi peredaran air di dalam
 tubuh. Selain itu, air juga mempengaruhi penyerbukan dan penyebaran 
biji maupun spora tumbuhan.
Air
Air
 merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup dan merupakan 
komponen utama dari sel. Air dalam sel memungkinkan terjadi reaksi kimia
 dan transportasi zat dari dan ke dalam sel. Air juga merupakan pelarut 
serta stabilisator suhu yang paling baik.
Garam mineral dan gas
Garam
 mineral merupakan faktor lingkungan yng sangat penting dan yang 
diperlukan untuk menyusun tubuh makhluk hidup. Ada yang dibutuhkan dalam
 jumlah banyak dan ada yang sedikit. Tumbuhan sangat peka terhadap 
keberadadan mineral di lingkungan nya. Ada tumbuhan yang memerlukan 
suatu unsur mineral tertentu dalam jumlah yang lebih dari yang lainnya.
Gas
 yang merupakan komponen utama yang sangat diperlukan yaitu gas oksigen 
dan karbondioksida. Proses respirasi oleh hewan dan tumbuhan akan 
mengambil oksigen yang ada di alam, sementara proses fotosintesis yang 
hanya dapat dilakukan oleh tunbuhan akan mengembalikan oksigen ke udara.
 Sebaliknya, gas karbondioksida akan digunakan tumbuhan untuk proses 
fotosintesis dan akan dikembalikan ke alam melalui proses respirasi yang
 dilakukan oleh hewan dan tumbuhan.
Derajat keasaman (PH)
Pada
 umumnya, tumbuhan dan hewan mikroskopis sangat peka terhadap PH. Enzim 
yang dihasilkan oleh ujung-ujung akar tumbuhan hanya dapat bekerja pada 
PH tertentu. Adanya enzim tersebut memungkinkan akar tumbuhan dapat 
tumbuh menembus partikel-partikel batuan.
b. Komponen biotik
Komponen biotik yang teramati adalah
Produsen
Tumbuhan paku (Pteridophyta) seperti suplir, Gleisenia sp dan tumbuhan paku lain (tidak tahu nama daerah ataupun nama ilmiahnya) spesies1, 2 dan 3.
Pohon buah nasi
Senduduk (Melastoma malabatrikum)
Rumput kerisan, rumput teki (Cyperus rotundus)
Rambutan
Tidak tahu nama daerah maupun nama ilmiah
Spesies 4 (seperti daun senduduk tetapi berbulu)
Spesies 5 (seperti daun kunyit)
Spesies 6 (seperti pohon mangga)
Spesies 7 (seperti pohon durian)
Spesies 8 (seperti daun jambu tetapi berbulu)
Spesies 9 (seperti daun sirih 1)
Spesies 10 (seperti daun sirih2)
Spesies 11 (seperti pohon sukun)
Spesies 12 (seperti pohon jati)
Spesies 13 (seperti pohon salam)
Spesies 14 (seperti daun pulai)
Konsumen
Kupu-kupu
Semut hitam
Belalang
Laba-laba
Nyamuk
Semut rangrang (Kerenggo)
Ulat daun
Lebah
Dekomposer
Lumut sejati
Jamur
Cacing tanah
            Semua
 tumbuhan berhijau daun (berklorofil) tergolong produsen karena mampu 
memproduksi zat makanannya sendiri. Konsumen yaitu manusia, hewan dan 
tumbuhan yang tidak mampu menghasilkan makanannya sendiri. Hewan-hewan 
yang memakan tumbuh-tumbuhan secara langsung dikenal sebagai hewan 
herbivor (pemakan tumbuhan). Hewan-hewan yang memakan herbivor dikenal 
sebagai karnivor (pemakan daging). Sedang hewan-hewan yang menangkap dan
 memangsa hewan lain dikenal sebagai predator (pemangsa).
            Diantara
 konsumen terdapat beberapa tingkatan. Hewan yang langsung memakan 
tumbuhan, golongan herbivor digolongkan sebagai konsumen I. Contohnya 
ulat. Hewan yang memakan konsumen I tergolong hewan karnivor digolongkan
 sebagai konsumen II. Hewan yang memakan konsunen II juga merupakan 
karnivor digolongkan sebagai konsumen III.
            Pengurai
 (dekomposer) adalah mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh 
makhluk hidup lain yang mati atau sampah. Mahkluk hidup yang tergolong 
pengurai adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami 
pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Zat-zat 
maakanan (zat organik) yang terkandung di dalamnya akan terurai menjadi 
gas H2S (menyebabhan bau busuk), CO2,
 air dan mineral-mineral yang meresap ke dalam tanah. Mineral air, dan 
gas karbon dioksida merupakan hasil penguraian yang dapat diserap oleh 
tumbuhan .
Detritivor
            Sisa-sisa
 tumbuhan dan hancuran hewan dapat berupa serpihan-serpihan kecil, 
remukan dan fragmen-fragmen kecil lainnya. Hancuran itu disebut sebagai 
detritus. Hewan-hewan pemakan dedritus dikenal sebagai detritivor. 
Contohnya cacing tanah.
            Materi
 dan energi di dalam suatu ekosistem akan selalu mengalami perubahan 
dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain melalui jalan yang rumit.
            Energi
 primer dari suatu ekosistem berasal dari cahaya matahari. Selanjutnya 
oleh tumbuhan hijau diubah menjadi energi kimia melalui proses 
fotosintesis, dan bila dimakan oleh herbivora, maka materi dan energi 
akan pindah ke dalam tubuh hewan, dan selanjutnya akan pindah ke 
karnivora, ke pengurai dan seterusnya. Setiap perpindahan energi dari 
bentuk yang satu ke bentuk yang lain akan disertai pembebasan sebagian 
energinya.
            Perpindahan
 energi dan sinar matahari yang mula-mula dipakai oleh tumbuhan melalui 
serangkaian organisme dalam peristiwa makan memakan dengan arah tertentu
 disebut rantai makanan. Secara sederhana rantai makanan terlihat sebagai berikut:
                                             Tingkat                                  tingkat                          tingkat 
                                              Trofik                                   trofik                             trofik
                                             Pertama                                 kedua                            ketiga
                    Panas                               Panas                     Panas
Energi                            pohon                              ulat                     laba-laba
Matahari                        rambutan                     (konsumen             (konsumen sekunder /
                                              (produsen)                              primer /                    karnivora)
                                                                                            herbivora)
                           Panas                              panas                                            panas
                                                        pengurai
Gambar:
 Rantai makanan sederhana yang menunjukkan aliran energi melalui deretan
 tingkat. Perhatikan arah panah dan energi yang dibebaskan.
            Dua
 atau lebih rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan. Di 
dalam ekologi, setiap jenis makhluk hidup menempati tingkat tertentu 
dari sumber makanan atau sumber energi. Tingkatan-tingkatan makanan itu 
di sebut tingkat trofik.
            Produsen
 selalu menempati tingkat trofik pertama, konsumen primer pada tingkat 
trofik kedua konsumen sekunder pada tingkat trofik ketiga dan 
seterusnya.
            Adanya
 suatu komponen biotik dalam ekosistem ditunjang oleh komponen biotik 
lainnya. Tanpa adanya produsen,makanan bagi konsumem primer/ herbivor 
tidak ada. Kalau konsunen primer tidak ada, konsumen sekunder yang akan 
kekurangan makanan. Dalam ekosistem tersebut ,tiap kelompok mempunyai 
fungsinya masing-masing. Tiap kelompok memiliki peran yang berbeda.
            Keseimbangan
 ekosistem atau keseimbangan alam terpelihara bila komposisi komponen 
berada dalam keadaan seimbang. Keseimbangan ini berlaku bukan saja bagi 
komponen biotiknya melainkan juga komponen abiotiknya. 
V. KESIMPULAN
            Setelah melakukan praktikum tentang ekosistem daratan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.
 Praktikan dapat mengetahui komponen-komponen penyusun ekosistem yaitu 
komponen abiotik (bahan tak hidup) dan komponen biotik (produsen, 
konsumen dan dekomposer).
b.  Praktikan dapat mengetahui kedudukan komponen tersebut dalam ekosistem tersebut.
Daftar Pustaka
http://bhimashraf.blogspot.com/2010/10/laporan-praktikum-ekologi-umum.html 
 
 
may be useful...!!!! Aamiin
BalasHapus}{
Thanks