Visit to salambiologi.blogspot.com
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan ikat atau jaringan
penyambung merupakan jaringan yang menghubungkan jaringan atau organ yang satu
dengan jaringan atau organ yang lain. Fungsi jaringan ikat adalah melekatkan
suatu jaringan ke jaringna lain, menyokong atau menunjang organ, melindungi dan
member struktur pada organ-organ, membentuk darah dan limfa, menyimpan lemak,
serta mengisi rongga di antara organ-organ. (Sri Pujianto 2008 : 49)
Komponen jaringan ikat terdiri atas
sel dan matriks ekstra seluler. Ekstra seluler tersebut terdiri atas substansi
dasar dan serabut jaringan ikat. Sel jaringan ikat merupakan komponen penting
pada beberapa jenis jaringan ikat, sedangkan serabut jaringan iakt juga
merupakan komponen penting pada tipe jaringan ikat yang lainnya. Walaupun
demikian, ketiga komponen jaringan ikat memegang peran penting di dalam
jarinagn ikat.
(Anonim1 2010 : 1)
Jaringan penyambung terutama
berfungsi melalui komponen ekstraselnya. Sebenarnya unsur jaringan penyambung
adalah matriks ekstraselnya, yang terdiri dari serabut-serabut protein, suatu
zat dasra amorf, dan cairan jaringan, yang terakhir ini terutama terdiri dari
air dan zat terlarut. Didalam matriks eksternal terdapat jenis-jenis sel khusus
jaringan penyambung. Jaringan penyambung terbagi menjadi 3 golongan komponen :
sel, serabut protein, dan zat dasar. (Jun Queira C 1991 : 89)
Di
dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun jaringan ikat. Beberapa jenis
sel yang tertanam dalam matriks antara lain fibroblast, makrofag,sel tiang (sel
mast), sel lemak, dan berbagai jenis sel darah putih. Fibroblast berfungsi
mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut. Makrofag bentuknya berubah-ubah (tidak
teratur) dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah, berfungsi dalam
pinositosis dan fagositosis. Makrofag dapat digerakkan atau didistribusikan ke
jaringan lain yang mengalami peradangan. Sel tiang berfungsi menghasilkan
substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah suatu anti koagulan
yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi trombin yang berfungsi
mencegah pembekuan darah. Substansi histamin adalah suatu zat yang dihasilkan
mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan
permeabilitas kapiler darah. Sel lemak
berfungsi menyimpan lemak. Jaringan ikat yang memiliki sel lemak dalam jumlah
banyak disebut Jaringan adiposa. Sel darah putih berfungsi melawan patogen
(berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang menimbulkan penyakit. Sel-sel darah
putih bergerak bebas secara diapedesis di antara darah, limfa, atau jaringan
ikat untuk membersihkan patogen. Sel darah putih ada 2 macam, yaitu sel darah
putih granulosit dan agranulosit. Sel darah putih granulosit (yang bergranula),
misalnya eosinofil, basofil, dan neutrofil, sedangkan yang agranulosit (tidak
bergranula), yaitu limfosit dan monosit. (Anonim1 2010 : 3)
Sifat
jaringan ikat pada berbagai bagian tubuh sangat bervariasi. Penampilnanya bergantung
pada proporsi relativ dan susunan unsur-unsur selular, fibrosa, dan amorf yang
ada. Subdivisi utama dalam penggolongan jaringan ikat ditentukan banyaknya
sera. Jaringan ikat yang ditandai seratnya yang jarang-jarang dikatakan sebagai
jaringan ikat longgar. Pada jaringan ikat padat terdapat banyak serat yang
berhimpitan. Pembagian lebih lanjut dapat dilakukan terhadap jaringan ikat
longgar menjadi ynag hanya terdapat pada embrio dan yang terdapat pada orang
dewasa. ( Leeson, 1996 : 122)
Jaringan
penyambung berkembang dari suatu jaringan embrional, mesenhim, yang ditandai
dengan sel bercabang-cabang dan tertanam di dalam zat intersel amorf yang
terdapat dalam jumlah banyak. Sel mesenhim mempunyai inti bujur telur dengan
nucleolus yang berkembang dengan baik dan kromatin halus. Mesenhim yang berasal
dari lapisan tengah embrio, mesoderm, menyebar keseluruh fetus, mengelilingi
organ-organ yang sedang berkembang dan menembus kedalamnya. Disamping menjadi
asal semua jenis jaringan penyambung, mesenhim berkembang menjadi jenis
jaringan lain misalnya otot, pembuluh darah, epitel, dan beberapa kelenjar.
(Jun Queira 1991 : 89)
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan pratikum ini adalah untuk mengenali dan dapat membedakan berbagai jenis
jaringan ikat melalui mikroskop, serta mengetahui bentuk-bentuk jaringan ikat yang
ada pada organ tubuh makhluk hidup khususnya pada manusia dan hewan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Anonim2 (2011 :
2) Jaringan ikat tersusun dari berbagai macam komponen yaitu matriks dan
sel-sel jaringan ikat. Bentuk sel-sel yang terdapat dalam jaringan ikat tidak teratur,
sitoplasma bergranula, dan intinya menggembung.Matriks tersusun oleh
serabut-serabut dan bahan dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya,
Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin,
dan serabut retikular.
a.
Serabut Kolagen Jaringan Ikat
Serabut kolagen mempunyai daya
elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan bentuknya
berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon (penghubung
otot dengan tulang) dan jaringan ikat longgar.
b.
Serabut Elastin Jaringan Ikat
Serabut elastin mempunyai
elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen, dan
bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun
oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain terdapat pada
pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan semakin menurun
dengan semakin bertambahnya usia seseorang.
c.
Serabut Retikular Jaringan Ikat
Serabut retikular mempunyai daya
elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih
kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat dengan jaringan
lainnya.
Sel-sel penyusun jaringan ikat
terdiri atas beberapa macam, yaitu fibroblast, makrofag, sel mast, sel lemak,
sel plasma, dan sel darah putih (monosit, limfosit, leukosit, dan eosinofil).
Sel-sel tersebut berasal dari diferensiasi sel-sel mesenkrim embrional.
Sedangkan za dasar tersusun atas komponen-komponen molekul organic, garam, dan
air. Fungsinya adalah sebagai zat pengisi ruang antarsel dan antarserabut pada
jaringan ikat. (Sri pujianto 2008 : 50)
Sel-sel
jaringan ikat ditempatkan dalam 2 kategori, sel tetap dan sel bebas. Sel tetap
adalah populasi sel hidup panjang yang relativ stabil yang mencakup fibroblast
yang menyekresi dan mempertahankan komponen ekstra sel dan sel adipose yang
menimbun dan membebaskan lipid untuk dipakai sebagai sumber energi dalam metaboliosme sel-sel lain diseluruh tubuh.
Sel bebas adalah populasi sel motil yang terus berubah yang memasuki jaeingan
ikat dari darah dan mengembara dalam substansi dasarnya. Kebanyakan memiliki
hidup pendek dan terus diganti baru dari kumpulan jenis sama yang beredar dalam darah. Termasuk disini
adalah eosinofil, monosit, limfosit, makrofag, sel plasma yang berkembang dari
limfosit dan sel mast yang asalnya belum jelas. Beberapa diantara sel bebas
ikut serta dalam respons jangka pendek
dari jaringan terhadap cedera atau
invasi bakteri, sedangkan yang lain ikut serta dalam pertahanan imunologis
jangka lebih panjang dari tubuh. (Fawcett 2002 : 130)
Menutut (Anonim2 2011 : 4)
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dikelompokkan menjadi dua
yaitu jaringan ikat biasa dan jaringan ikat dengan sifat khusus. Jaringan ikat
biasa dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat. Jaringan
ikat longgar mempunyai ciri ciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang
longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat berkas
serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Adanya serabut kolagen
memungkinkan terjadinya gerakan dari bagian-bagian yang saling dihubungkan.
Pada matriks juga terdapat fibroblast, sel mast, dan plasma sel. Jaringan ikat
longgar mempunyai beberapa fungsi berikut.
1.
Membentuk
membran yang membatasi jantung dan rongga perut.
2.
Mengikatkan
kulit pada jaringan di bawahnya.
3.
Mengelilingi
pembuluh darah dan saraf yang menyusup ke organ.
4.
Pengikat
lapisan epitelium pipih membentuk lembar mesenterium.
5.
Membantu
melekatkan organ pada otot dinding tubuh.
6.
Memberi
bentuk organ dalam seperti kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati.
Jaringan
ikat padat mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan
ikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan ikat padat teratur dan tidak
teratur. Jaringan ikat padat teratur mempunyai berkas kolagen yang tersusun
teratur ke satu arah, misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan ikat padat
tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang menyebar membentuk anyaman kasa
yang kuat, misalnya di lapisan bawah kulit.
Jaringan
ikat padat bercirikan serat-serat yang berhimpitan. Secara proporsional selnya
kurang bila dibandingkan dengan yang ada dalam jaringan ikat longgar dan
substansi dasar amorfnya kurang. Pada tempat-tempat yang menghadapi tegangan dari segala penjuru
serat-serat itu berupa berkas teranyam tanpa arah tertentu dan jaringan
demikian disebut jarinagn tidak beraturan. Pada bangunan yang menghadapi
tegangan dalam satu jurusan serat-serat itu tersusun teratur paralel dan dan
jaringan itu disebut jaringan teratur.(Leeson 1996 : 126)
Jaringan
adipose terbagi menjadi dua yaitu jaringan adipose unilokuler dan jaringan
adipose multilokuler. Dimana jaringan adipose unilokuler ditentukan oleh usia
dan jenis kelamin, dan warnanya putih kekuningan yang ditentukan oleh
karotenoid oleh vitamin A. Sedangkan jaringan adipose multilokuler berwarna
coklat karena mengandung sitokrom.
(Jun
Queira 1991 : 116)
Sel
lemak tersebar di dalam jaringan ikat areolar. Bila sel-sel lemak membentuk
kelompok-kelompok besar dan merupakan jenis sel utamanya, maka jaringan itu
disebut jaringan lemak. Jaringan lemak tidak bersifat statis. Jaringan lemak
dapat berkembang di sembaran tempat yang banyak jaringan ikat longgarnya,
tetapi pada manusia tempat bertimbun
lemak yang paling banyak / umum adalah pada jaringan di bawah kulit ( disebut
panikulus adiposus), mesenterium dan omentum, sumsum tulang dan disekitar
ginjal.selain fungsi primernya sebagai cadangan (simpanan) dan metabolism lemak
netral, dibawah kulit jaringan lemak ini juga berfungsi sebagai penahan
goncanagn dan isolator yang baik untuk mencegah hilangnya panas tubuh secara
berlebihan atau sebaliknya melalui kulit.(Leeson 1996: 125)
BAB
III
METODE
PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum
dilaksanakan pada pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB, Hari Kamis,
tanggal 15 Maret 2012. Bertempat di Laboratorium Biologi, Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI, Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan pada pratikum ini yaitu mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pratikum ini yaitu preparat apusan seperti: Preparat jaringan ikat longgar pada
bagian subkutan tikus, Preparat
sel-sel jaringan ikat pada jaringan ikat longgar, Preparat jaringan ikat padat tidak teratur pada dermis kulit, Preparat jaringan ikat padat teratur pada
ligamen (potongan longitudinal), Preparat
jaringan ikat teratur pada tendo (potongan transversal), Preparat jaringan ikat embrional, dan Preparat jaringan lemak.
3.3 Cara Kerja
Adapun
cara kerja pratikum ini adalah : Siapkan
mikroskop, dan preparat-preparat apusan tersebut,
Letakkan preparat-preparat apusan tersebut satu persatu
diatas meja mikroskop, Amati bentuk preparat-preparat tersebut dan gambarkan
hasil pengamatan, Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, kemudian membuat
pembahasan hasil pengamatan beserta
kesimpulannya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari
hasil penagmatan yang dilakukan, dapat diketahui cirri-ciri atau bagian-bagian
jarinagn ikat. Bila dilihat dari hasil gambar yang didapat dari masing-masing
bahan dapat dijelaskan bahwa :
1. Gambar
1 : Jaringan ikat longgar pada bagian subkutan tikus.
(Sumber : Eroschenko 2003 : 29)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili
: Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Terdapat
serat kolagen yang tidak terpulas adalah paling tebal dan besar dan paling banyak.
Serat ini malang melintang, tebal agak berombak dan menampakkan garis-garis
halus memanjang. Serat elastin adalah serat halus, tipis umumnya lurus-lurus
meskipun sudah dipotong, serat itu tampak berombak karena hilangnya tegangan. Meskipun
tidak berpulas serta ini sangat reaktif, berbeda dengan serat kolagen yang
tampak pula. Dalam jaringan ikat longgar juga terdapat serat retikuler halus
namun tidak ada pada gambar. Disini fibroblas tampak seperti sel gepeng,
bercabang dengan inti lonjong, kromatin halus dan jarang, dan satu atau dua nucleoli.
Makrofag tetap atau hitiosit selalu ada. Sel mast juga terdapat pada jaringan
ikat longgar dan terlihat tunggal atau berkelompok sepanjang pembuluh darah
kecil . sel lemak eosinofil. (Eroschenko 2003 :28)
2. Gambar
2 : Sel-sel jaringan ikat pada jaringan ikat longgar.
(Sumber : Eroschenko 2003 : 29)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili :
Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Makrofag
bebas umumnya tampak bulat dengan garis batas sedikit tak teratur. Tampilan
makrofag dapat bervariasi pada gambar makrofag berinti kecil, berkromatin
banyak,dan bersitoplasma agak asidofilik. Fibroblast tampak memanjang dengan
juluran sitoplasma, inti lonjong dengan kromatin jarang” dan satu atau dua nucleoli. Fibrosit
adalah sel yang matang, lebih kecil tanpa juluran sitoplasma, intinya serupa,
namun lebih kecil dari fibroblas. Limfosit besar dan kecil adalah sel sferi yang
terutama berbeda dalam jumlah sitoplasma (lebih banyak dibandingkan dengan
limfosit kecil). Inti gelapnya memiliki banyak gumpalan kromatin padat tanpa
nucleoli. Sel plasma dapat dibedakan dari limfosit besar karena intinya yang
lebih kecil terletak eksentris, dengan gumpalan kromatin kasar tersebar khas
dengan pola radial dan satu massa dipusat. Terlihat daerah terang pada
sitoplasma dekat inti. Eosinofil sirkulasi darah dengan mudah dapat dikenali
dari bentuknya yang besar, inti bilobar, dan granul sitoplasma besar yang terpulas
kuat dengan eosin. Kadang-kadang terlihat sel pigmen. (Eroschenko 2003 :28)
3. Gambar
3 : Jaringan ikat padat tidak teratur pada dermis kulit.
(Sumber : Eroschenko 2003 : 33)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili : Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Gambar
ini melukiskan jaringan ikat padat tidak teratur dari dermis kulit. Susunan
serat dan sel serupa dengan yang ada dalam jaringan ikat longgar namun serat
dan sel ini dimodifikasi untuk daerah-daerah tubuh yang memerlukan lebih banyak
dukungan dan kekuatan. Serat kolagen berukuran besar, secara khas terdapat
berupa gabungan berkas tebal, dan terpotong menurut berbagai bidang irisan
karena jalannya malang melintang dalam segala arah. Jenis susunan demikian
adalah kompak. Juga ada serat-serat elastin halus yang berombak membentuk
anyaman halus. Fibroblas sering dijumpai terjepit diantara serat kolagen. Juga
tampak sel perivaskular di sepanjang pembuluh darah kecil dan beberapa sel darah.
Neutrofil dengan inti berlobi dan limfosit dengan inti bulat besar tanpa
sitoplasma yang nyata. (Eroschenko 2003 : 32)
Tersusun
tidak beraturan. Jaringan ini berupa
lembaran-lembaran, serat-seratnya saling menganyam membentuk anyaman
kasar yang kuat. Walaupun serat kolagen kasar merupakan unsur utamanya, serat
elastin dan retikulin juga ada dalam jimlah kecil. Jaringan ikat padat tidak
beraturan merupakan bagian utama kebanyakan fasia, demis kulit,kapsula
fibrosa,beberapa organ termasuk testis, hati danlimfonodus, dan elmbaran
fibrosa tulang (periosteum) dan tulang rawan (perikondrium). (Leeson 1996 : 126)
4. Gambar
4 : Jaringan ikat padat teratur pada ligament (potongan longitudinal).
(Sumber : Eroschenko 2003 : 39)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili : Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Disini
terlihat memotong memanjang. Serat kolagen tersusun padat dalam berkas-berkas
paralel. Diantara berkas ini terdapat sedikit jaringan ikat longgar sebagai
pemisah yang mengandung fibroblas dalam deretan paralel. Sel-sel ini memiliki
cabang-cabang pendek dan inti lonjong
pada pandangan permukaan atau mirip batang pada pandangan lateral. Jarinag ikat
teratur denagn susunan serat kurang teratur (dibandingkan dengan tendo) juga
membentuk membrane atau kapsula fibrosa sekitar berbagai organ tubuh. Contoh
jaringan ikat demikian adalah perikondrium sekitar tulang rawan trakea, dura
mater sekitar medula spinalis dan tunica albuginea sekitar testis. (Eroschenko
2003 :34)
Tersusun
teratur. Jaringan ini mengandung serat-serat yang berhimpitan dan bersusun
paralel, membentuk bangunan yang kuat. Termasuk kelompok ini adalah tendo,
ligament, dan aponeurosis. Pada tendo
serat-serat kolagen atau berkas tendo
primer berjalan paralel. Setiap serat
atau berkas terdiri atas sejumlah besar serta. Fibroblast atau sel tendo adalah
jenis sel satu-satunya yang ada, dan pada tendo yang terpotong memanjang
terdapat berderet diantara serat-serat
kolsgen.(Leeson 1996 : 127)
5. Gambar
5 : Jaringan ikat padat teratur pada tendo (potongan transversal).
(Sumber : Eroschenko 2003 : 37)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili : Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Tampak
sebuah potongan transversal tendo dengan pembesaran lebih lemah. Terdapat
fibroblast (inti) yang terpotong transversal pada setiap berkas besar serat
kolagen. Fibroblas ini terdapat di antara berkas kecil serat kolagen, ini lebih
jelas terlihat dengan pembesaran lebih kuat pada ssipan yang menampakkan berkas
serat kolagen dan fibroblast berbentuk cabang pada potongan transversal.
Diantara berkas besar kolagen, terdapat sedikit jaringan pemisah berkas-berkas
kolagen bergabung menjadi fasikulus dengan lebih banyak pemisah
(septa/trabekula) pada jaringan ikat interfasikular. Pemisah ini berisi pembuluh
darah, saraf,dan kadang-kadang badan pacini yang merupakan reseptor tekanan
yang sensitif. Juga tampak potongan transversal otot rangak yang berdekatan
dengan tendo namun terpisah dengan jaringan ikat. (Eroschenko 2003 :36)
6. Gambar
6 : Jaringan ikat embrional.
(Sumber : Eroschenko 2003 : 31)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili : Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Jaringan
ikat embrioanal mirip jaringan mesenkim atau jaringan ikat mukosa yang longgar
dan tidak teratur, perbedaan substansi dasarnya (semicair versus mirip-jeli)
tidak dapat dilihat pada sediaan ini. Banyak fibroblast dan diantaranya ditemukan
serat kolagen halus, sebagian merapat pada fibroblast. Jaringan ikat embrional
bersifat vascular. Dengan pembesaran yang lebih kuat sebuah fibroblast
primitive tampak sebagai sel besar, bercabng dengan banyak sitoplasma,
cabang-cabang sitoplasma, sebuah inti lonjong dengan kromatin halus dan satu
atau lebih nucleoli. Serat kolagen yang terpisah jauh tampak lebih jelas dengan
pembesaran ini. (Eroschenko 2003 :30)
Jaringan embrional, merupakan jaringan dari hasil pembelahan sel
zigot. Jaringan embrional mengalami spesialisasi menjadi 3 lapisan jaringan
(triploblastik), lapisan luar, ektoderm, lapisan tengah, mesoderm dan lapisan
dalam entoderm. Contoh hewan triploblastik : Annelida, Mollusca, Arthropoda,
Chordata. Atau menjadi 2 lapisan jaringan (diploblastik), lapisan ektoderm dan
endoderm. Contoh hewan diploblastik : Coelenterata. Lapisan-lapisan
jaringan tersebut di atas kemudian akan berkembang menjadi organ-organ tubuh
dari suatu hewan. (Anonim1 2000 : 1)
7. Jaringan
lemak.
(Sumber : Eroschenko 2003 : 39)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Primata
Famili : Homonidae
Genus
: Homo
Spesies : Homo sapien
Deskripsi
:
Terlihat
potongan sebagian kecil mesenterium dengan timbunan besar sel lemak yang
membentuk jaringan lemak. Jaringan ikat peritoneum berfungsi sebagai kapsula
diskitar jaringan lemak. Sel-sel lemak
saling berhimpitan dan dipisahkan oleh jaringan ikat tipis yang mengandung
fibroblast yang terjepit disitu. Lobul jaringan lemak dipisahkan oleh septa
jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah,saraf,dan kapiler. Sebuah sel
lemak tampak sebagai sel kosong karena lemaknya telah larut oleh zat kimia
selama proses pembuatan sediaan histologik jaringan, intinya terdesak ditepi
sitoplasma. Inti fibroblast sukar dibedakan dengan inti sel lemak pada sediian
tertentu. (Eroschenko 2003 :36)
BAB
V
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jaringan
ikat tersusun atas tiga komponen utama yaitu sel, serabut, dan zat dasar.
2. Jaringan
ikat dibedakan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat khusus, jaringan ikat
penyokong, dan jaringan ikat penghubung. Jaringan ikat biasa terdiri atas
jaringan ikat padat dan jaringan ikat longgar.
3. Jaringan
ikat padat bersifat tidak elastik, tetapi cukup fleksibel. Dimana jaringan ini
mempunyai komponen utama yaitu kolagen putih. Fungsi jaringan ikat adalah untuk
menghubungkan antara organ-organ tubuh yang satu dengan organ tubuh yang lain.
4. Jaringan
ikat longgar memiliki banyak pembuluh darah dan sel-sel saraf. Komponen
serabutnya sedikit dan tersusun agak longgar saling membentuk anyaman ke segala
arah. Berfungsi untuk membungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan
organ-organ tubuh yang satu dengan organ tubuh yang lain.
5. Jaringan
ikat khusus merupakan jaringan ikat dengan sifat dan fungsi khusus. Yang
termasuk jaringan ikat khusus adalah jaringan adoposa dan jaringan retikuler.
Fungsi jaringan adiposa sebagai bantalan untuk melindungi organ-organ secara
mekanis dari benturan, sebagai alat pengukur panas dan untuk member bentuk
tubuh. Fungsi jaringan retikuler adalah menyokong organ-organ yang lunak dan
membentuk darah.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim1
2010.Tentang jaringan-Ikat
Anonim2 2011.Jaringan Ikat
Don W.Fawcett.2002.Buku Ajar Histologi.EGC-Ed.12-Jakarta : xix-889
hlm
Junqueira,Luis.
C dan Carneiro, Jose.1991.HISTOLOGI DASAR.Adji
Dharma.-Ed.3-
Jakarta :
xii-496 hlm
Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran
EGC.-ed.5.-Jakarta : xi-622 hlm
Pujianto, Sri.2008.Menjelajah Dunia Biologi 2.Tiga
Serangkai.Solo : xii-324 hlm
Victor P.Eroschenko.2003.Atlas Histologi.EGC.Jakarta : xiv-361 hlm
http://febrymbotolala0892.blogspot.com/2012/05/laporan-histologi-jaringan-ikat.html
may be useful..
BalasHapusThanks :)