Visit to salambiologi.blogspot.com
Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan merupakan
pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara
sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akan digunakan
dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk
menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi,
pernapasan juga dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasan
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
2.1.1
Pernapasan Eksternal (luar)
yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigen dan pengeluaran Karbondioksida
serta uap air antara organisme dan lingkungannya.
2.1.2
Pernapasan Internal (dalam)
atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.
Sistem pernapasan
terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan dengan pernapasan. Oksigen
dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di angkut ke jaringan.
Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke
paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.
2.2
Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan ambilan
oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari
dara ke udara bebas.
Meskipun
fungsi utama system pernapasan adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida,
masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
·
Tempat menghasilkan suara.
·
Untuk meniup (balon, kopi/the
panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya)
·
Tertawa.
·
Menangis.
·
Bersin.
·
Batuk.
·
Homeostatis (pH darah)
·
Otot-otot pernapasan membantu
kompresi abdomen (miksi,defekasi,partus).
2.3
Saluran Penghantar Udara
Pada manusia, pernapasan terjadi
melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat
pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak),
Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
Alat pernapasan
manusia terdiri atas beberapa organ, yaitu:
2.3.1
Rongga Hidung
Hidung adalah
bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi rongga
hidung kiri dan kanan. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari
wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara.
Di bagian depan
berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang
berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga
hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di
belakang nares anterior, dan bagian respirasi.
Permukaan luar
hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar,
yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar
keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis
benda-benda kasar yang terdapat dalam udara inspirasi.
Terdadapat 3 fungsi
rongga hidung :
v Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung
akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan
pelembaban.
v Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi
dalam penerimaan bau.
v Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara
fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
Pada potongan
frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat
(septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang
dilapisi oleh mukosa, yaitu:
·
Konka nasalis superior,
·
Konka nasalis medius,
· Konka nasalis inferior,
terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus vena besar,
berdinding tipis, dekat permukaan.
Sinus
paranasal adalah rerongga berisi udara yang terdapat dalam tulang-tulang
tengkorak dan berhubungan dengan rongga hidung. Macam-macam sinus yang ada
adalah sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, dan sinus
sfenoidalis.
2.3.2
Faring (Rongga tekak)
Faring merupakan saluran yang memiliki
panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada
larings pada dasar tengkorak.
Faring
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
·
Nasofaring, yang terletak di
bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle. Pada bagian ini
terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan
tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan
berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani.
Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus
menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian
tengah.
·
Orofaring merupakan bagian
tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus
respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian
dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan
permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding
anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan
dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua
perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara
stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran
pernapasan. Orofaring dipisahkan dari
mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti
tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
·
Laringofaring terletak di
belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada
bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem
digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat
posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.
2.3.3
Larings (Kotak suara)
Larings adalah suatu
katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan lintasan udara.
Laring terangkat dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan
masuk ke trakea. Fungsi utama pada larings adalah untuk melindungi jalan napas
atau jalan udara dari farings ke saluran napas lainnya , namun juga sebagai
organ pembentuk suara atau menghasilkan sebagian besar suara yang dipakai
berbicara dan bernyanyi.
Larings ditunjang
oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan
tiroid (Adam’s apple), yang khas nyata pada pria, namun kurang jelas pada
wanita. Di bawah tulang rawan ini terdapat tulang rawan krikoid, yang
berhubungan dengan trakea.
Epiglotis terletak
diatas seperti katup penutup. Epiglotis adalah
sekeping tulang rawan elastis yang menutupi lubang larings sewaktu
menelan dan terbuka kembali sesudahnya. Pada dasarnya, Larings bertindak sebagai katup, menutup
selama menelan unutk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam
batang tracheobronchial.
Mamalia menghasilkan
getaran dari pita suara pada dasar larings. Sumber utama suara manusia adalah
getaran pita suara (Frekuensi 50 Hertz adalah suara bas berat sampai 1700 Hz
untuk soprano tinggi). Selain pada frekuensi getaran, tinggi rendah suara
tergantung panjang dan tebalnya pita suara itu sendiri. Apabila pita lebih
panjang dan tebal pada pria menghasilkan suara lebih berat, sedangkan pada
wanita pita suara lebih pendek. Kemudian hasil akhir suara ditentukan perubahan
posisi bibir, lidah dan palatum molle.
Disamping
fungsi dalam produksi suara, ada fungsi lain yang lebih penting, yaitu Larings
bertindak sebagai katup selama batuk, penutupan pita suara selama batuk,
memungkinkan terjadinya tekanan yang sangat tinggi pada batang tracheobronchial
saat otot-otot trorax dan abdominal berkontraksi, dan pada saat pita suara
terbuka, tekanan yang tinggi ini menjadi penicu ekspirasi yang sangat kuat
dalam mendorong sekresi keluar.
2.3.4
Trakea (Batang tenggorok)
Trakea
adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea
terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang
tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru,
tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih
besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah
dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam paru-paru. Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan
sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin
kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).
Trakea
dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir)
yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke
arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel
gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.
2.3.5
Bronkus dan Percabangannya
Bronkus yang
terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh
jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke
arah tampuk paru.
Trakea bercabang
menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan. Bronkus kanan lebih
pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih
tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di
bawah arteri disebut bronkus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan
lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis
sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan
bawah.
Cabang utama bronkus
kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkus
lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus
segmentalis (tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang
ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak
mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolus terminalis memiliki diameter
kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus.
Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh
otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada
bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk empat sampai tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran
udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar
udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat
pertukaran gas paru-paru.
Alveolus adalah unit
fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350 juta alveoli,
masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal
atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan berdinding tipis dan pendek) yang terkadang
memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan
akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer memiliki tangan
kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari
trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang
dinamakan pori-pori kohn.
2.3.6
Paru-paru
Paru-paru
adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang
terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan
mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru
menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea).
Paru-paru memilki :
·
Apeks, Apeks paru meluas
kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
·
Permukaan costo vertebra, menempel
pada bagian dalam dinding dada.
·
Permukaan mediastinal, menempel
pada perikardium dan jantung.
·
Basis, Terletak pada diafragma.
Paru-paru
juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral
pleura (membrane serous). Di antara
rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga pleura
yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang
berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura
saat respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan
-2,5 mmHg.
Paru
kanan relative lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk
bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas
tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri
dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh
jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial
venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari
dua sumber, yaitu:
a.
Arteri bronchial yang membawa
zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian paru yang tidak terlibat
dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena bronchial.
b.
Arteri dan vena pulmonal yang
bertanggungjawab pada vaskularisasi bagian paru yang terlibat dalam pertukaran
gas yaitu alveolus.
2.3.6.1
Pembuluh darah dan persarafan
Persyarafan
penting dalam aksi pergerakan pernapasan disuplai melalui n.phrenicus dan
n.spinal thoraxic. Nervus phrenicus mempersyarafi diafragma, sementara n.spinal
thoraxic mempersyarafi intercosta. Di samping syaraf-syaraf tersebut, paru juga
dipersyarafi oleh serabut syaraf simpatis dan para simpatis.
Di dalam paru terdapat peredaran darah ganda.
Darah yang miskin oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri
pulmonalis. Selain system arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula arteri dan
vena bronkialis, yang berasal dari aorta, untuk memperdarahi jaringan bronki
dan jaringan ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas)
melibatkan otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal.
Selain ini ada otot-otot pernapasan
tambahan eperti otot-otot perut.
2.3.6.2
Jumlah udara dalam paru
Kejadian
ventilasi pulmoner dapat dijelaskan dengan membagi udara paru dalam empat
volume kapasitas. Alat yang dipakai mengukur ini adalah respirometer.
2.3.6.2.1 Tabel jumlah udara dalam paru
|
Pada
Wanita
|
Pada
Pria
|
|
Volume residu
|
Adalah volume udara yang tertinggal dalam paru sesudah ekspirasi
maksimal.
|
1,1L
|
1,2L
|
Tidal Volume
|
Adalah volume udara yang masuk dan keluar pada pernapasan biasa,
sebanyak 0,5L setiap kali bernapas.
|
|
|
Inspiratory reserve
volume
|
Adalah volume udara yang tersisa setelah inspirasi maksimal,
selain tidal volume.
|
1,9L
|
3,3L
|
Expiratory reserve volume
|
Adalah volume udara yang tersisa setelah ekspirasi maksimal,
selain tidal volume.
|
0,7L
|
1,0L
|
2.4
Mekanisme Pernapasan
Menurut tempat terjadinya pertukaran
gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan
pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara
udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam
adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam
paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka
udara masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar. Pernapasan yang dilakukan
menyediakan suplai udara segar secara terus menerus ke dalam membran alveoli.
Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu inspirasi dan ekspirasi. Kedua fase
ini sangat tergantung pada karakter paru dan rongga torax.
2.4.1
Inspirasi
inspirasi
terjadi karena adanya kontraksi otot dan mengeluarkan energi maka inspirasi
merupakan proses aktif. Agar udara dapat mengalir masuk ke paru-paru, tekanan
di dalam paruharus lebih rendah dari tekanan atmosfer. Tekanan yang rendah ini
ditimbulkan oleh kontraksi otot-otot pernapasan yaitu diafragma dan
m.intercosta. kontraksi ini menimbulkan pengembangan paru, meningkatnya volume
intrapulmoner. Peningkatan volume intrapulmoner menyebabkan tekanan
intrapulmoner (tekanan di dalam alveoli) dan jalan nafas pada paru menjadi
lebih kecil dari tekanan atmosfer sekitar 2 mmHg atau sekitar ¼ dari 1% tekanan
atmosfer, disebabkan tekanan negative ini udara dari luar tubuh dapat bergerak
masuk ke dalam paru-paru sampai tekanan intrapulmonal seimbang kembali dengan
tekanan atmosfer.
2.4.2
Ekspirasi
Seperti
halnya inspirasi, ekspirasi terjadi disebabkan oleh perubahan tekanan di dalam
paru. Pada saat diafragma dan m. intercostalis eksterna relaksasi, volume
rongga thorax menjadi menurun. Penurunan volume rongga thorax ini menyebabkan
tekanan intrapulmoner menjadi meningkat sekitar 2 mmHg diatas tekanan atmosfer
(tekanan atmosfer 760 mmHg pada permukaan laut). Udara keluar meninggalkan
paru-paru sampai tekanan di dalam paru kembali seimbang dengan tekanan
atmosfer.
Ekspirasi merupakan proses yang
pasif, dimana di hasilkan akibat relaksasinya otot-otot yang berkontraksi
selama inspirasi. Ekspirasi yang kuat dapat terjadi karena kontraksi yang
kuat/aktif dari m.intercostalis interna dan m. abdominalis. Kontraksi m.
abdominalis mengkompresi abdomen dan mendorong isi abdomen mendesak diafragma
ke atas.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dari tinjauan teoritis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
3.1.1
Sistem pernapasan adalah
pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara sel-sel
tubuh serta lingkungan. sistem pernapasan terdiri atas pernapasan Eksternal
(luar) dan internal (dalam). Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah,
kemudian di angkut ke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh
darah dari jaringan tubuh ke paru-paru dan dinapaskan ke luar udara.
3.1.2
Sistem pernapasan memiliki
fungsi:
·
Fungsi utama yaitu untuk
memungkinkan ambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon
dioksida terlepas dari dara ke udara bebas.
·
Fungsi tambahan yaitu sebagai
tempat menghasilkan suara, Meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik
dan lain sebagainya), Tertawa., Menangis, Bersin, Batuk, Homeostatis (pH
darah), dan Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen
(miksi,defekasi,partus).
3.1.3
Sistem pernapasan terjadi
melalui alat-alat pernapasan yang terdapat dalam tubuh atau melalui jalur udara
pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh. Struktur organ atau bagian-bagian alat
pernapasan pada manusia terdiri atas Rongga hidung, Farings (Rongga tekak),
Larings (kotak suara), Trakea (Batang tenggorok), Bronkus dan Paru-paru.
3.1.4
Pernapasan yang dilakukan
menyediakan suplai udara segar secara terus menerus ke dalam membran alveoli.
Keadaan ini terjadi melalui dua fase yaitu inspirasi dan ekspirasi. Kedua fase
ini sangat tergantung pada karakter paru dan rongga thorax.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Tambayong, Jan.
1999. Anatomi dan Fisiologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
C. Pearce, Evelyn.
1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.
Jakarta: PT. Gramedia.
Communication
Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan
Fisiologi Modul Swa-instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jati, Wijaya. 2007.
Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk
SMA/MA. Jakarta: Ganeca Exact.
http://tikamaulidia92.blogspot.com/2013/07/makalah-anatomi-fisiologi-sistem.html
may be useful
BalasHapusThanks