Sabtu, 15 Februari 2014

Laporan Pengujian Hardy-Weinberg | BIOLOGI




Tujuan praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk :
a.         Menghitung peluang dan menghitung uji khi-kuadrat
b.         Menggunakan uji khi-kuadrat dalam analisis genetika Mendel

2.        Latar belakang
Untuk memudahkan dan cepat dalam memahami nisbah genetic (fenotipe, genotype) generasi F2 percobaan Mendel dapat dihitung dengan menggunakan kaidah-kaidah peluang.
Dalam membuat kesimpulan tentang populasi, umunya diperoleh dari data penelitian secara sampling (pengambilan contoh).Untuk itu diperlukan suatu uji matematis agar dapat menganalisis data dan membuat kesimpulan dengan baik dengan pada tingkat kepercayaan tertentu, yaitu salah satunya dengan Uji Khi-Kuadrat.

Peluang munculnya suatu kejadian
Peluang adalah ukuran dari kemungkinan, dan didefinisikan sebagai berikut :

Peluang (A) = Frekuensi munculnya kejadian A
Frekuensi total kejadian
           
Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi ) sampai dengan 1 (pasti terjadi ). Bila sebuah mata uang logam yang kedua mata sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi lainnya a, maka peluang munculnya sisi A = ½. Peluang tersebut didapat dari banyaknya sisi A = (1) dibagi dengan banyaknya sisi yang terdapat pada mata uang tersebut (=2). Peluang yang sama juga berlaku untuk a (=1/2)
           


Peluang dua kejadian bebas
            Dua mata uang yang dilemparkan secara bersamaan akan merupakan dua kejadian yang bebas satu sama lain. Munculnya sisi A pada mata uang pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang kedua. Dalam hal ini, peluang munculnya secara serempak sisi A1 pada mata uang pertama dan sisi a2 pada mata uang yang kedua adalah : P (A1 a2 ) = P(A1) × P (a2). Hal yang sama akan berlaku pada proses perkawinan. Jenis alel pada gamet betina ( sel betina) tidak mempengaruhi jenis alel gamet jantan (sperma/serbuk sari) yang akan membuahi, dan sebaliknya.
.
Uji Khi-kuadrat
Dalam kaji genetic kita akan dihadapkan pada pendugaaan frekuensi teoritik berdasarkan penyebaran dan pengamatan, misalnya untuk kasus 1 (1,2,3,…,k) diketahui frekuensi teoritik sama dengan n1, n2,..,k. Dari hasil pengamatan untuk kasus-kasus tersebut diperoleh banyaknya individu sama dengan N1,N2,…,Nk dan (N1 + N2+ …Nk = N). Bila data itu mengikuti frekuensi teoritik maka sebaran harapan data sama dengan (n1 x N), (n2 x N). Untuk memutuskan dapat diterima atau tidaknya bahwa sebaran pengamatan sama dengan sebaran harapan, dilakukan pengujian dengan menggunakan criteria statistika X2 (khi-kuadrat) sebagai berikut:
Keputusan diambil berdasarkan criteria sebagai berikut:
a.       Bila X2 hitung ≤ db α, maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda dengan sebaran harapan.
b.      Bila X2 hitung > X2db α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan.
Nilai X2db α dapat ditemukan pada tabel sebaran Khi-kuadrat, dimana db (derajat bebas) = k-1 ; dan α ditentukan berdasarkan keperluan, biasanya α = 0,05 (atau selang kepercayaan 95%)

3.  Metode percobaan
3.1 Alat dan bahan:
o   Satu koin mata uang yang setimbang, masing-masing sisi dibari tanda A dan a
o   Dua koin mata uang yang sisinya diberi tanda (A1 dan a1) untuk mata uang pertama dan (A2 dan a2) untuk mata uang kedua.
o   Spidol permanent/marker.

3.2 Prosedur Kerja
a.       Peluang satu kejadian
Lemparkan mata uang.Setiap sisi yang muncul dipermukaan dicatat dan dianggap sebagai alel yang dikandung oleh gamet yang dihasilkan. Misalnya bila muncul sisi A maka dianggap bahwa gamet yang dihasilkan mengandung alel A. Pelemparan diulang sampai 100 kali dan hitung banyaknya pemunculan masing-masing sisi. Kemudian uji apakah penyebaran data sesuai dengan hipotesis bahwa peluang kedua alel adalah sama, atau P (A) = P 9a)= ½.
b.        Peluang dua kejadian bebas
Lemparkan secara serempak dua koin mata uang dan catat kombinasi sisi mata uang yang muncul (yaitu A1A2, A1a2, a1A2, a1a2).Lakukan pencatatan untuk masing-masing kombinasi dari 100 kali pelemparan, kemudian uji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang bebas satu sama lain atau tidak.

4. Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan gamet dari individu heterozigot Aa (monohybrid)
No
Gamet/alel (sisi koin)
Hasil percobaan
Jumlah
1
A
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I
51
2
a
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIIIIIIII IIIII IIIII IIII
49
Total
100

Table UJi X2
No
Kelas/gamet
Pengamatan(O)
Hipotesis
Harapan
(E)
Khi-Kuadrat
(O-E)2/E
1
A
51
½
½ x 100 = 50
(51-50)2/50 = 0,02
2
a
49
½
½ x 100 = 50
(49-50)2/50 = 0,02
Total
x2 = 0,04


Keterangan:
O = Observasi / Pengamatan
E = Harapan
X2 hitung = (O-E)2/ E
db = derajat bebas (kelas -1)
taraf = 0,05

X2 hitung = 0,02                                  db = derajat bebas
               0,02   +                                    = kelas - 1
               0,04                              = 2 – 1
X2 tabel = 3,84                                                    = 1
Kesimpulan : Jadi, x2 hitung < x2 tabel, maka data tersebut, sesuai dengan nisbah mendel / hipotesis diterima ( 0,04< 3,84 ).

Tabel Penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 × A2a2)
No
Genotype/pasangan
alel/ pasangan sisi koin
Hasil percobaan
jumlah
1
A1A2
IIIII IIIII IIIII IIIII II
22
2
A1a2
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
30
3
a1A2
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III
28
4
a1a2
IIIII IIIII IIIII IIIII
20
Total                                                                                   
100

Tabel Uji X2
NO
Gamet
Pengamatan
Hipotesis
Harapan
Khi- Kuadrat
1
A1A2
22
¼
¼ x 100 = 25
0,36
2
A1a2
30
¼
¼ x 100 = 25
1
3
a1A2
28
¼
¼ x 100 = 25
0,36
4
a1a2
20
¼
¼ x 100 = 25
1
Total
2,72

Keterangan :
O = Observasi / Pengamatan
E = Harapan
X2 hitung = (P-H)2/ H
db = derajat bebas (kelas -1)
taraf = 0,05
           
X2 = (22-25)2/25 = (-3)2/25 = 0,36
X2 = (30-25)2/25 = (5)2 /25=1
X2 = (28-25)2/25 = (3)2/25 = 0,36
X2= (20-25)2/25 = (-5)2/ 25 = 1

X2 hitung = 0,36 + 1 + 0,36 + 1 = 2,72
db= derajat bebas
= kelas – 1
= 4-1
= 3
X2 tabel = 7.81
Kesimpulan: Jadi, x2 hitung < x2 tabel, maka data tersebut, sesuai dengan nisbah mendel / hipotesis diterima ( 2,72< 7,81 ).

5.   Pertanyaan dan tugas
1. Berapa peluang untuk masing-masing sisi sebuah dadu (berisi enam) ?
Jawab :Peluang = 1/6    
Jadi, berdasarkan teori peluang, sebuah sisi dadu memiliki kemungkinan munculsatu kali dari enam pelemparan (1/6)

2. Bila tiga buah dadu dilempar secara beersama-sama, berapa peluang munculnya mata dadu secara bersamaan pada ketiga buah dadu tersebut?
Jawab :  P (ABC)= P(A) . P(B) . P(C)

                              = 1/6 . 1/6 . 1/6
                              = 1/216
Jadi, berdasarkan teori peluang, munculnya mata dadu dua secara bersamaan pada pelemparan tiga dadu secara bersamaan adalah satu kali dari 216 kali pelemparan (1/216).

Pembahasan ( peluang dank hi – kuadrat )
Dari hasil pengamatan telah didapat data pada pelemparansatu uang logam sebanyak 100 kali pelemparan din peroleh data yang signitif karena di dapat x2 hitung < x2 tabel sehingga lemparan sesuai perbandingan 1:1.
Pelemparan dua uang logam sebanyak 100 kali pelemparan dapat di terima karena  hasil perhitungan x2 hitung < x2 tabel jadi data sesuai dengan nisbah mendel atau signitifkan karena semua lemparan yang dilakukan sesuai dengan perbandingan.
Sifat kejadian pada uang logam adalah lemparan,peristiwanya ialah mata uang itu akan muncul gambar atau setelah dilentingkan. Jumlah peristiwa disini adalah dua (gambar dan angka). Nilai kemungkinan dari gambar atau angka untuk sekali lempar adalah 0,5. Namun tidak demikian kemungkinannya apabila uang logam dilemparkan sampai berkali-kali,meskipun kesempatan keduanya sama yaitu 1:1, hasil pelemparan tidak mutlak berporsi 50%. Pada pelemparan sebuah uang logam sebanyak 100 kali, perolehan angka ataupun gambar tidak pasti berjulah 50, tetapi bisa kurang atau lebih dari 50 (mendekati 50).
Dari keseluruhan percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya keberhasilan dalam pengujian teori kemungkinan ini dengan menggunakan pelemparan mata uang, yang telah dilakukan pelemparan kemudian di uji denganmenggunakan rumus Chi Square atau uji x2 memiliki peran atau fungsi untuk mengetes apakah rasio fenotipe praktis dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan rasio fenotipe teoritis. Selain itu, pelemparan homogen berfungsi memberikan peluang yang sama terhadap masing-masing sisi baik angka maupun gambar dalam masing-masing karakteristikyang diamati.
Kemudian, berdasarkan praktikum yang telah dilakukan untuk menghitung peluang suatu kejadian dapat ditentukan dengan menggunakan definisi atau rumus:

Peluang (A) =      Frekuensi munculnya kejadian A
                                          Frekuensi total kejadian
Sedangkan untuk menghitung denga Uji Khi-kuadrat dapat berpedoman pada criteria :
·         X2 hitung ≤ X2db α, maka hipotesis diterima.
·         X2 hitung > X2 db α, maka sebaran berbeda dengan sebaran harapan.
Dimana X2db α dapat ditentukan pada table sebaran Khi-kuadrat, dimana db (derajat bebas) = kelas -1 ; dan α ditentukan berdasarkan keperluan, biasanya α = 0.05.
Peluang dua kejadian terjadi secara bebas atau tidak saling mempengaruhi, seperti pada praktikum yang telah dilakukan peluang munculnya sisi A pada mata uang pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang kedua. Hal yang sama akan berlaku pada proses perkawinan.


DAFTAR PUSTAKA
Compbel,neil A. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta. 

Crowder, L.V. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Perss. 1997.

D. Stansfield William. 1991. “Genetika Edisi Ke-Dua”. Erlangga, Jakarta.


Emery. E. H. 1989. Dasar-Dasar Genetika Kedokteran. Yayasan Essensial Medica : Yogyakarta

  
Pai, Anna C. 1992. Dasar-Dasar Genetika Edisi Kedua. Bandung : Erlangga. 

Supena, E. D. J.,M. Yusuf, dan U. Widyastuti. 1998. Pedoman Pratikum Genetika Dasar.
Fakultas Matematika dan Ilm Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.

Tim Genetika dan Pemuliaan Tanaman. 2000. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Jurusan
Budidaya Pertanian . Fapertspet. UNAND. Padang.

Yatim, Wildan. 1996. “Genetika”. Penerbit Tarsito, Bandung.

Zulfahmi, Rosmaina.2012.“Penuntun Praktikum Genetika”.Pekanbaru.

http://d-scienceku.blogspot.com/2013/10/laporan-pratikum-genetika.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar