Visit to salambiologi.blogspot.com
Tujuan
praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk :
a.
Menghitung peluang dan menghitung
uji khi-kuadrat
b.
Menggunakan uji khi-kuadrat dalam
analisis genetika Mendel
2.
Latar
belakang
Untuk memudahkan dan cepat dalam
memahami nisbah genetic (fenotipe, genotype) generasi F2 percobaan Mendel dapat
dihitung dengan menggunakan kaidah-kaidah peluang.
Dalam membuat kesimpulan tentang
populasi, umunya diperoleh dari data penelitian secara sampling (pengambilan
contoh).Untuk itu diperlukan suatu uji matematis agar dapat menganalisis data
dan membuat kesimpulan dengan baik dengan pada tingkat kepercayaan tertentu,
yaitu salah satunya dengan Uji Khi-Kuadrat.
Peluang munculnya suatu kejadian
Peluang adalah ukuran dari kemungkinan, dan
didefinisikan sebagai berikut :
Peluang (A) = Frekuensi munculnya kejadian A
Frekuensi total kejadian
Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi )
sampai dengan 1 (pasti terjadi ). Bila sebuah mata uang logam yang kedua mata
sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi lainnya a, maka
peluang munculnya sisi A = ½. Peluang tersebut didapat dari banyaknya sisi A =
(1) dibagi dengan banyaknya sisi yang terdapat pada mata uang tersebut (=2).
Peluang yang sama juga berlaku untuk a (=1/2)
Peluang dua kejadian bebas
Dua mata
uang yang dilemparkan secara bersamaan akan merupakan dua kejadian yang bebas
satu sama lain. Munculnya sisi A pada mata uang pertama tidak akan mempengaruhi
munculnya salah satu sisi pada mata uang kedua. Dalam hal ini, peluang
munculnya secara serempak sisi A1 pada mata uang pertama dan sisi a2 pada mata
uang yang kedua adalah : P (A1 a2 ) = P(A1) × P (a2). Hal yang sama akan
berlaku pada proses perkawinan. Jenis alel pada gamet betina ( sel betina)
tidak mempengaruhi jenis alel gamet jantan (sperma/serbuk sari) yang akan
membuahi, dan sebaliknya.
.
Uji
Khi-kuadrat
Dalam kaji genetic kita akan
dihadapkan pada pendugaaan frekuensi teoritik berdasarkan penyebaran dan
pengamatan, misalnya untuk kasus 1 (1,2,3,…,k) diketahui frekuensi teoritik
sama dengan n1, n2,..,k. Dari hasil pengamatan untuk kasus-kasus tersebut
diperoleh banyaknya individu sama dengan N1,N2,…,Nk dan (N1 + N2+ …Nk = N).
Bila data itu mengikuti frekuensi teoritik maka sebaran harapan data sama
dengan (n1 x N), (n2 x N). Untuk memutuskan dapat diterima atau tidaknya bahwa
sebaran pengamatan sama dengan sebaran harapan, dilakukan pengujian dengan
menggunakan criteria statistika X2 (khi-kuadrat) sebagai berikut:
Keputusan diambil berdasarkan criteria sebagai
berikut:
a.
Bila X2 hitung ≤ db α,
maka diterima bahwa sebaran pengamatan tidak berbeda dengan sebaran harapan.
b.
Bila X2 hitung > X2db
α, maka sebaran pengamatan berbeda dari sebaran harapan.
Nilai X2db α dapat ditemukan pada tabel
sebaran Khi-kuadrat, dimana db (derajat bebas) = k-1 ; dan α ditentukan
berdasarkan keperluan, biasanya α = 0,05 (atau selang kepercayaan 95%)
3.
Metode percobaan
3.1 Alat dan
bahan:
o Satu koin mata uang yang setimbang, masing-masing sisi
dibari tanda A dan a
o Dua koin mata uang yang sisinya diberi tanda (A1 dan
a1) untuk mata uang pertama dan (A2 dan a2) untuk mata uang kedua.
o Spidol permanent/marker.
3.2 Prosedur Kerja
a. Peluang satu kejadian
Lemparkan
mata uang.Setiap sisi yang muncul dipermukaan dicatat dan dianggap sebagai alel
yang dikandung oleh gamet yang dihasilkan. Misalnya bila muncul sisi A maka
dianggap bahwa gamet yang dihasilkan mengandung alel A. Pelemparan diulang
sampai 100 kali dan hitung banyaknya pemunculan masing-masing sisi. Kemudian
uji apakah penyebaran data sesuai dengan hipotesis bahwa peluang kedua alel
adalah sama, atau P (A) = P 9a)= ½.
b. Peluang dua kejadian bebas
Lemparkan secara serempak dua koin
mata uang dan catat kombinasi sisi mata uang yang muncul (yaitu A1A2, A1a2,
a1A2, a1a2).Lakukan pencatatan untuk masing-masing kombinasi dari 100 kali
pelemparan, kemudian uji apakah kemunculan sisi dari setiap mata uang bebas
satu sama lain atau tidak.
4. Hasil
pengamatan
Tabel hasil
pengamatan gamet dari individu heterozigot Aa (monohybrid)
No
|
Gamet/alel (sisi koin)
|
Hasil percobaan
|
Jumlah
|
1
|
A
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I
|
51
|
2
|
a
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
IIIIIIIIII IIIII IIIII IIII
|
49
|
Total
|
100
|
Table UJi X2
No
|
Kelas/gamet
|
Pengamatan(O)
|
Hipotesis
|
Harapan
(E)
|
Khi-Kuadrat
(O-E)2/E
|
1
|
A
|
51
|
½
|
½ x 100 =
50
|
(51-50)2/50
= 0,02
|
2
|
a
|
49
|
½
|
½ x 100 =
50
|
(49-50)2/50
= 0,02
|
Total
|
x2 =
0,04
|
Keterangan:
O =
Observasi / Pengamatan
E = Harapan
X2
hitung = (O-E)2/ E
db = derajat
bebas (kelas -1)
taraf = 0,05
X2 hitung
= 0,02 db
= derajat bebas
0,02 +
= kelas - 1
0,04 = 2 – 1
X2 tabel
= 3,84 = 1
Kesimpulan :
Jadi, x2 hitung < x2 tabel, maka data tersebut, sesuai
dengan nisbah mendel / hipotesis diterima ( 0,04< 3,84 ).
Tabel Penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 ×
A2a2)
No
|
Genotype/pasangan
alel/ pasangan sisi koin
|
Hasil percobaan
|
jumlah
|
1
|
A1A2
|
IIIII IIIII IIIII IIIII II
|
22
|
2
|
A1a2
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII
|
30
|
3
|
a1A2
|
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III
|
28
|
4
|
a1a2
|
IIIII IIIII IIIII IIIII
|
20
|
Total
|
100
|
Tabel Uji X2
NO
|
Gamet
|
Pengamatan
|
Hipotesis
|
Harapan
|
Khi-
Kuadrat
|
1
|
A1A2
|
22
|
¼
|
¼ x 100 =
25
|
0,36
|
2
|
A1a2
|
30
|
¼
|
¼ x 100 =
25
|
1
|
3
|
a1A2
|
28
|
¼
|
¼ x 100 =
25
|
0,36
|
4
|
a1a2
|
20
|
¼
|
¼ x 100 =
25
|
1
|
Total
|
2,72
|
Keterangan :
O =
Observasi / Pengamatan
E = Harapan
X2
hitung = (P-H)2/ H
db = derajat
bebas (kelas -1)
taraf = 0,05
X2 = (22-25)2/25 = (-3)2/25
= 0,36
X2 = (30-25)2/25 = (5)2 /25=1
X2 = (28-25)2/25 = (3)2/25
= 0,36
X2= (20-25)2/25 = (-5)2/
25 = 1
X2 hitung = 0,36 + 1 + 0,36 + 1 = 2,72
db= derajat bebas
= kelas – 1
= 4-1
= 3
X2 tabel = 7.81
Kesimpulan:
Jadi, x2 hitung < x2 tabel, maka data tersebut, sesuai
dengan nisbah mendel / hipotesis diterima ( 2,72< 7,81 ).
5.
Pertanyaan dan tugas
1. Berapa peluang untuk masing-masing sisi sebuah dadu
(berisi enam) ?
Jawab :Peluang = 1/6
Jadi,
berdasarkan teori peluang, sebuah sisi dadu memiliki kemungkinan munculsatu
kali dari enam pelemparan (1/6)
2. Bila tiga buah dadu dilempar
secara beersama-sama, berapa peluang munculnya mata dadu secara bersamaan pada
ketiga buah dadu tersebut?
Jawab : P (ABC)=
P(A) . P(B) . P(C)
= 1/6 . 1/6 . 1/6
= 1/216
Jadi,
berdasarkan teori peluang, munculnya mata dadu dua secara bersamaan pada
pelemparan tiga dadu secara bersamaan adalah satu kali dari 216 kali pelemparan
(1/216).
Pembahasan (
peluang dank hi – kuadrat )
Dari hasil pengamatan telah didapat data pada
pelemparansatu uang logam sebanyak 100 kali pelemparan din peroleh data yang
signitif karena di dapat x2 hitung < x2 tabel sehingga lemparan sesuai
perbandingan 1:1.
Pelemparan dua uang logam sebanyak 100 kali pelemparan
dapat di terima karena hasil perhitungan
x2 hitung < x2 tabel jadi data sesuai dengan nisbah mendel atau signitifkan
karena semua lemparan yang dilakukan sesuai dengan perbandingan.
Sifat kejadian pada uang logam adalah
lemparan,peristiwanya ialah mata uang itu akan muncul gambar atau setelah
dilentingkan. Jumlah peristiwa disini adalah dua (gambar dan angka). Nilai
kemungkinan dari gambar atau angka untuk sekali lempar adalah 0,5. Namun tidak
demikian kemungkinannya apabila uang logam dilemparkan sampai
berkali-kali,meskipun kesempatan keduanya sama yaitu 1:1, hasil pelemparan
tidak mutlak berporsi 50%. Pada pelemparan sebuah uang logam sebanyak 100 kali,
perolehan angka ataupun gambar tidak pasti berjulah 50, tetapi bisa kurang atau
lebih dari 50 (mendekati 50).
Dari keseluruhan percobaan yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa adanya keberhasilan dalam pengujian teori kemungkinan ini
dengan menggunakan pelemparan mata uang, yang telah dilakukan pelemparan
kemudian di uji denganmenggunakan rumus Chi Square atau uji x2 memiliki peran
atau fungsi untuk mengetes apakah rasio fenotipe praktis dapat dipertanggung
jawabkan dan sesuai dengan rasio fenotipe teoritis. Selain itu, pelemparan
homogen berfungsi memberikan peluang yang sama terhadap masing-masing sisi baik
angka maupun gambar dalam masing-masing karakteristikyang diamati.
Kemudian, berdasarkan praktikum yang telah dilakukan
untuk menghitung peluang suatu kejadian dapat ditentukan dengan menggunakan
definisi atau rumus:
Peluang (A) = Frekuensi munculnya kejadian A
Frekuensi total kejadian
Sedangkan untuk menghitung denga Uji
Khi-kuadrat dapat berpedoman pada criteria :
· X2 hitung ≤ X2db α, maka
hipotesis diterima.
· X2 hitung > X2 db α, maka
sebaran berbeda dengan sebaran harapan.
Dimana X2db α dapat ditentukan pada table
sebaran Khi-kuadrat, dimana db (derajat bebas) = kelas -1 ; dan α ditentukan
berdasarkan keperluan, biasanya α = 0.05.
Peluang dua kejadian terjadi secara bebas atau tidak
saling mempengaruhi, seperti pada praktikum yang telah dilakukan peluang
munculnya sisi A pada mata uang pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah
satu sisi pada mata uang kedua. Hal yang sama akan berlaku pada proses
perkawinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Compbel,neil A. 2000. Biologi.
Erlangga. Jakarta.
Crowder, L.V. Genetika Tumbuhan.
Gadjah Mada University Perss. 1997.
D.
Stansfield William. 1991. “Genetika Edisi Ke-Dua”. Erlangga, Jakarta.
Emery. E. H. 1989. Dasar-Dasar
Genetika Kedokteran. Yayasan Essensial Medica : Yogyakarta
Pai, Anna C. 1992. Dasar-Dasar Genetika Edisi Kedua. Bandung : Erlangga.
Supena, E. D. J.,M. Yusuf, dan U. Widyastuti. 1998. Pedoman Pratikum Genetika Dasar.
Fakultas Matematika dan Ilm
Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.
Tim Genetika dan Pemuliaan Tanaman. 2000. Penuntun Pratikum Genetika Dasar.
Jurusan
Budidaya Pertanian .
Fapertspet. UNAND. Padang.
Yatim, Wildan. 1996. “Genetika”. Penerbit Tarsito,
Bandung.
Zulfahmi, Rosmaina.2012.“Penuntun Praktikum
Genetika”.Pekanbaru.
http://d-scienceku.blogspot.com/2013/10/laporan-pratikum-genetika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar