A. Latar Belakang
Panca indera adalah organ akhir yang dikhususkan
untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melanyaninya
merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indera menuju otak,
dimana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti
sentuhan, pengecapan, penglihatan dan penciuman juga pendengaran.
Sensitivitas lidah terhadap rasa
disebabkan adanya papilla, karena pada papilla didapatkan taste buds yang
berfungsi untuk menerima rangsangan bahan kimia dari luar. Pada sisi atas dan
sisi samping lidah banyak dijumpai papilla pengecap, yang jumlahnya ditaksir
2000 buah dan terletak tersebar di atas lidah (Anonym, 2012).
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
mahasiswa melakukan praktikum ini untuk menguji sensitivitas resetor pengecap
pada manusia. Selain itu nantinya mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
mekanisme syaraf yang hubungnnya dengan rasa.
B.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui lokasi
reseptor pengecap pada manusia
2.
Mahasiswa dapat memahami variasi waktu
sensasi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Indera adalah suatu reseptor atau
alat tubuh yang mampu menerima rangsangan.
Manusia mempunyai lima macam
indera,yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera
peraba (kulit), indera pengecap (lidah), dan indera pembau (hidung). Fungsi
alat indera adalah menerima rangsangan. Indera merupakan organ yang mempunyai
reseptor khusus untuk menerima rangsangan. Alat Indera bertugas mengenal
lingkungan dan memberi respons terhadap segala rangsangan yang terjadi terhadap
tubuh. Dengan adanya Indra, tubuh mampu merespon lingkungan dan memproteksi
diri dari berbagai gangguan. Rangsangan adalah semua penyebab perubahan dalam
tubuh atau bagian tubuh. Berdasarkan asal sumbernya, rangsangan dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
A. Rangsangan dari luar
Rangsangan ini dapat berupa bau,
rasa asin, manis, pahit, sentuhan cahaya, kelembapan, suhu, tekanan dan
sebagainya.
B. Rangsangan dari dalam
Rangsangan ini dapat beruparasa
nyeri, lapar, haus, kelelahan,kenyang, dan sebagainya. (Brotowidjoyo, 1989).
Pada manusia, indera rasa pengecap
merupakan hal yang sangat berarti, karena dengan indera rasa pengecap tersebut
dapat merasakan nikmat dan enaknya makanan serta minuman. Sensasi rasa pengecap
timbul akibat adanya zat kimia yang berikatan pada reseptor indera rasa
pengecap (taste buds) yang kebanyakan terdapat di permukaan lidah dan palatum
molle. Hanya zat kimia dalam larutan atau zat padat yang telah larut dalam
saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor (Budi Riyanto, 2004; Sherwood,
2001).
Rangsangan sekresi saliva dapat
secara mekanis misalnya dengan memakan makanan yang keras atau mengunyah permen
karet, dan secara kimiawi misalnya oleh rangsangan rasa seperti asam, manis,
asin, pahit (Amerongen, 1991). Hubungan yang terpenting dengan pengecap adalah
kecenderungan indera rasa pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang
terletak di daerah khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung
lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada
bagian posterior lidah dan palatum molle (Guyton, 1997). Rasa asin
dibentuk oleh garam terionisasi yang kualitas rasanya berbeda-beda antara garam
yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa lain selain
rasa asin. Garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium (Na+)
masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas), selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri, 1997; Kus
Irianto. 2004).
Sel pengecap mengalami perubahan
pada pertumbuhan, mati dan regenerasi. Proses ini bergantung dari pengaruh
saraf sensoris karena jika saraf tersebut dipotong maka akan terjadi degenerasi
pada pengecap. Taste buds yang dilayani oleh serat saraf sensoris adalah
taste buds pada 2/3 lidah bagian anterior (papilla filiformis dan
sebagian papilla fungiformis) dilayani oleh chorda tympani cabang
dari N. Facialis (N.VII) (Ganong, 1998; Boron, 2005). Masing-masing papilla
pengecap dipersarafi 50 serat saraf dan setiap serat saraf menerima masukan
dari rata-rata 5 papilla pengecap. Papilla circumvalata yang
lebih besar masing-masing mengandung sampai 100 papilla pengecap,
biasanya terletak di sisi papilla, tetapi karena terbatasnya data maka
disebutkan ada sekitar 200-250 taste buds per papilla
circumvalata pada setiap individu dibawah usia 20 tahun, dan menurun hingga
200 taste buds atau kurang menjelang maturitas, dan kurang lebih 100 taste
buds menjelang usia 75 tahun. Penelitian dengan mikroelektroda pada satu taste
buds memperlihatkan bahwa setiap taste buds biasanya hanya merespon
terhadap satu dari empat rangsang kecap primer, bila substansi pengecap berada
dalam konsentrasi rendah. Pada konsentrasi tinggi, sebagian besar taste buds
dapat dirangsang oleh dua, tiga atau bahkan empat rangsang pengecap primer dan
juga oleh beberapa rangsang pengecap yang lain yang tidak termasuk dalam
kategori primer (Diah Savitri,1997; Ganong, 1998).
Pada orang usia lanjut, permukaan
dorsal lidah cenderung menjadi lebih licin karena atrofi papilla lidah.
Perubahan histopatologi pada lidah menunjukkan adanya atrofi papilla yang
sering dimulai dari ujung lidah dan sisi lateral. Beberapa peneliti melaporkan
jumlah taste buds yang terdapat pada papilla circumvalata berkurang
yang menyebabkan menurunnya sensitivitas rasa (Anonim,2012).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah :
1. Kristal / bubuk gula
2. Kristal / asam jawa
3. Garam dapur
4. Puyer
5. Stopwatch
6. Air tawar untuk berkumur
B.
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan
dalam percobaan ini adalah :
a.
Bersihkan dahulu rongga mulut dengan
berkumur air tawar
b.
Perlakuan no. 1 samapai dengan no. 4
denhgan cara sebagai berikut :
1. ujung
lidah
2. tepi
lidah depan
3. tepi
lidah belakang
4. pangkal
idah tengah
c.
Menentukan waktu sensasi dengan bantuan
stopwatch dengan cara sbb:
1. Menjulurkan
lidah, usahakan agar lidah tetap diluar mulut
2. Letakkan
sedikit puyer pada lokasi yang sudah diketahui, sambil menghidupkan stopwatch
segara matikan bila sudah terasa sensasinya.
3. Mencatat
waktunya.
4. Berkumur
dengan air tawar lagi, tetapi lidah tidak dikeringkan
d.
Kerjakan prosedur 1-4 diatas tetapi
bahannya diganti-ganti berturut-turut
1. Puyer
2. Asam
3. Garam
4. Dan
gula
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Nama
|
Gula (detik)
|
Garam (detik)
|
Puyer (detik)
|
|||||||||
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
1
|
3
|
2
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Arin
|
0,94
|
0,74
|
0,68
|
60
|
0,52
|
0,73
|
120
|
0,58
|
94
|
97
|
158
|
0,84
|
Shofi
|
127
|
96
|
0,68
|
0,62
|
0,84
|
0,64
|
0,66
|
0,55
|
86
|
130
|
0,89
|
0,67
|
Rika
|
0,6
|
0,4
|
0,3
|
0,2
|
0,6
|
0,4
|
0,12
|
0,3
|
0,15
|
0,10
|
0,3
|
0,2
|
Rodi
|
0,2
|
0,6
|
0,7
|
0,4
|
0,6
|
0,4
|
469
|
0,2
|
74
|
79
|
72
|
0,19
|
Aulia
|
0,13
|
0,6
|
0,3
|
0,1
|
0,3
|
0,1
|
0,2
|
0,1
|
0,6
|
0,11
|
0,25
|
0,15
|
Lestari
|
0,2
|
0,3
|
0,31
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
0,1
|
0,1
|
0,3
|
0,4
|
61
|
302
|
Nurul
|
102
|
1,6
|
153
|
69
|
108
|
0,73
|
142
|
102
|
0,2
|
67
|
61
|
112
|
Monic
|
323
|
320
|
76
|
0,52
|
114
|
0,68
|
68
|
93
|
0,81
|
85
|
0,96
|
302
|
Indah
|
138
|
114
|
154
|
108
|
94
|
0,75
|
112
|
105
|
120
|
61
|
60
|
80
|
Aris
|
157
|
140
|
88
|
0,25
|
0,97
|
0,52
|
0,5
|
0,2
|
120
|
127
|
60
|
0,52
|
Dito
|
134
|
114
|
80
|
0,24
|
80
|
0,24
|
80
|
0,85
|
0,69
|
0,27
|
132
|
102
|
Dimas
|
364
|
120
|
1,5
|
0,8
|
0,81
|
0,72
|
0,54
|
0,32
|
0,25
|
65
|
0,1
|
0,53
|
Billi
|
770
|
126
|
127
|
0,91
|
0,67
|
0,54
|
0,56
|
0,54
|
151
|
165
|
130
|
99
|
Nama
|
Asam (detik)
|
|||
1
|
4
|
2
|
3
|
|
Arin
|
0,94
|
200
|
65
|
0,74
|
Shofi
|
0,69
|
88
|
0,50
|
63
|
Rika
|
65
|
122
|
187
|
189
|
Rodi
|
361
|
666
|
122
|
0,2
|
Aulia
|
0,3
|
0,6
|
0,4
|
0,2
|
Lestari
|
0,2
|
0,1
|
0,2
|
0,1
|
Nurul
|
0,93
|
0,57
|
0,57
|
135
|
Monic
|
121
|
442
|
118
|
268
|
Indah
|
0,88
|
0,53
|
0,53
|
196
|
Aris
|
0,54
|
76
|
0,31
|
0,36
|
Dito
|
0,97
|
111
|
0,47
|
0,30
|
Dimas
|
0,73
|
0,52
|
0,36
|
0,61
|
Billi
|
0,80
|
0,50
|
0,52
|
0,38
|
Keterangan lokasi :
1. ujung
lidah
2. tepi
lidah depan
3. tepi
lidah belakang
4. pangkal
idah tengah
B. Pembahasan
Dari
hasil praktikum diatas yaitu pada data kelompok didapat bahwa pada sample gula
lidah yang paling merasakan adalah pada ujung lidah, hal ini dikarenakan pada
ujung lidah terdapat papilla-papila pengecap kuat rasa manis. Pada garam yang
paling kuar merasakan adalah pada bagian tepi depan lidah, hal ini dikarenakan
pada tepi lidah memiliki papilla pengecap yang kuat terhadap rasa asin. Sedangkan pada percobaan untuk obat
puyer reseptor yang paling peka adalah
pada pangkal lidah, hal ini dikarenakan obat
yang memiliki rasa pahit yang berhubungan dengan reseptor pada pangkal
lidah.
Untuk
pengamatan yang terakhir yaitu asam jawa yang paling merasakan adalah tepi
lidah belakang hal ini dikarenakan reseptor tersebut merespon rasa asam pada
asamjawa yang merupakan penerima sensasi asam. Pada data waktu sensasi reseptor
pengecap dapat dikatakan bahwa keadaan lidah pria sedikit lebih cepat merasakan
reseptor dari pada keadaan wanita.namun hal ini berbeda, menurut (Salata, 1991), waktu sensasi
pengecapan antara pria dan wanita memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut
sangat kecil, sehingga dapat simpulkann bahwa perbedaan jenis kelamin tidak
berpengaruh terhadap sensitifitas reseptor perasa. Hal ini juga dikarenakan
secara anatomi lidah pria dan wanita tidak jauh berbeda, sehingga sensitifitas
juga tidak berbeda. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari hasil pengamatan secara
kebetulan sensitifitas pria pada kelompok ini khususnya memilki sensitifitas
lebih tinggi dibandingkan wanita.
Faktor
lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia. Suhu kurang dari
20° atau lebih dari 30° akan mempengaruhi sensitifitas kuncup rasa (taste bud).
Suhu yang terlalu panas akan merusak
sel-sel pada kuncup rasa sehingga sensitifitas berkurang, namun keadaan ini
cendrung berlangsung cepat karena sel yang rusak akan cepat diperbaiki dalam
beberapa hari. Suhu yang terlalu tinggi juga akan membius kuncup lidah sehingga
sensitifitas berkurang (Zuhra, 2006).
Gambar lidah dengan lokasi reseptor pengecap
Ujung organ untuk indera
pengecap yang disebut taste buds (putting cita rasa) terdiri atas sel-sel
gustatory fusiform, tercampur dengan sel-sel sustakular yang terangkai dalam
bentuk kelompok yang menyerupai tong. Prosesus yang menyerupai rambut dari
sel-sel gustatory ini menjulur melalui pori pada bagian superficial dari
putting cita rasa. Ujung serabut-serabut saraf berakhir di sekitar sel-sel
gustatory ini.
Bagian lidah yaitu valet
dan papilla fungiform mengandung banyak sekali putting cita rasa meskipun
putting itu terdapat juga pada palatum, farink, dan larink. Sensasi cita rasa
di bawa kea rah dua per tiga bagian rostral lidah oleh cabang-cabang saraf
fasial korda timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus.
Sebaliknya bagian lidah yang sepertiga (arah kaudal = posterior) menerima
cita rasa melalui cabang lingual dari saraf (glosofarinkeal).
Pada manusia, modalitas
rasa yang spesifik ada 4, yaitu manis, asin, pahit, dan asam. Sensasi yang lain
merupakan campuran dari cita rasa dasar, atau kombinasi berbagai cita rasa
dengan indera penciuman. Pangkal lidah sangant peka dengan cita rasa pahit.
Agar suatu
zat tersakan zat tersebut harus larut dalam kelembaban mulut. Hanya bila ada
dalam larutan zat itu baru dapat menstimulasikan rasa. Dapat dibedakan empat
tancup rasa secara morfologis. Kebanyakan terletak di terletak dipermukaan
lidah walaupun beberapa ditemukan di langit-langit lunak. Pada lidah terdapat
kemoreseptor yang merespon rasa asin, manis, asam dan pahit. Komoreseptor ini
berfungsi untuk menangkap rangsangan yang bersifat senyawa kimia yang larut
dalam air.
TRANDUKSI RASA MANIS
Rasa mais dimulai dengn melekatnya molekul gua pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak.
Rasa mais dimulai dengn melekatnya molekul gua pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak.
TRANDUKSI RASA ASIN
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.
TRANDUKSI RASA PAHIT
Transtan pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ii akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupan senyawa yang larut daam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan terjadi sinaps.
TRANDUKSI RASA ASAM
Tidak sepeti rasa manis dan pahit, ras asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada
lidah terdapat area yang berbeda-beda untuk merasakan reseptan. Ujung lidah peka terhadap rasa manis. Lidah bagian tepi depan peka terhadap rasa asin. Bagian tepi belakanglidah
peka terhadap rasa masam, sedangkan bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.
2. Pengenalan rasa oleh
otak terjadi karena tranduksi rasa pada lidah
3. Waktu sensasi adalah
waktu yang diperlukan oleh reseptor untuk mengenali dan menanggapi rangsangan
dan diteruskan keotak sehingga akan dikenali rasanya.
4. Faktor yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu
dan usia. Sedangkan jenis kelamin tidak.
DAFTAR
PUSTAKA
Idel,Antoni.2000.Biologi
Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta.
Kimball.W.J.1991.
Biologi Umum 2. Erlangga: Jakarta
Pearce,evelyn.2005.Anatomi
dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press: Jakarta
Salata, J.A. 1991. Differential
sensitivity of tongue areans and palet to electrical stimulation: a
suprathreshold cross-modal matching study. http://springerlink.edu/chemweek/PDF/DiffrtSenstTongu eAreas.pdf .http://journal.usu.ac.id/PDF/Flavor/Citarasa.pdf . Diakses pada tanggal 12 November
2012.
http://madepujas.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-lokasi-dan-sensasi.html#ixzz2C3oix88A. Diakses tanggal 9 November 2012.
http://taripanya.blogspot.com/2012/12/lokasidan-sensasi-reseptor-pengecap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar